Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Mengirim Puisi untuk Chairil Anwar

31 Juli 2022   14:25 Diperbarui: 31 Juli 2022   14:36 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tubuhmu sudah lama menyatu dengan bumi

Tulang belulangmu sudah lama di pemakaman

Antara ruh dan jasadmu sudah berpisah berpuluh-puluh tahun

Sebelum aku dilahirkan di tanah, air dan udara

Namun aku masih menemui karya sastramu

Engkau ukir karya agung "Aku dan Kerawang Bekasi"

Tulisan yang engkau ukir selaksa embun yang menenangkan pagi hari

Chairil Anwar

Jejak tulismu masih abadi

Hingga detik nafas ini

Karyamu masih menyelimuti dunia sastra

Sungguh puisi-puisi yang engkau ukir begitu bermakna

Bagi kami generasi yang hidup setelah kepergianmu

Chairil Anwar

Aku mengirim goresan aksara untukmu

Engkaulah pelita aksara yang memberi penerangan para sastrawan dan mereka yang membaca maupun yang mendengarkan karya-karyamu

Engkaulah nafas puisi yang terus mengalir menuju celah-celah sanubari

Namamu tercatat dalam sejarah sastrawan maupun sejarah puisi

Karena engkau pelita aksara dalam menyusun kata yang penuh dengan diksi bermakna tinggi

Setiap kata-kata yang engkau ukir mengandung makna yang dalam

Penuh dengan kepahlawanan dan penuh dengan keindahan sebuah aksara

Chairil Anwar

Aku mengirim puisi untukmu

Biarpun raga dan nyawa tak menyatu

Biarpun tubuh sudah di satukan dengan bumi

Biarpun tulang belulang sudah di pemakaman

Biarpun darah dan air mata sudah tak keluar

Namun karya yang engkau ukir

Masih menyelimuti semesta raya

Bertebaran bersama bintang-bintang di langit

Menuju celah-celah hati mereka yang tercerahkan

Sebuah karya yang engkau ukir di dalam setiap detak jantung dan nafasmu

Penuh dengan perjuangan yang terus membara di hati sanubari generasi sepanjang masa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun