Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Berjuang dengan Lillah

30 Juli 2022   23:27 Diperbarui: 30 Juli 2022   23:34 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Tak perlu ragu

Kita harus berjalan terus

Mundur sama saja kita menyerahkan kepala

Lebih baik maju

Walau hancur lebih terhormat di banding mundur

Kita adalah kumpulan pion

Dari jutaan masyarakat yang bersimpuh luka

Kita adalah satu tubuh yang berpenyakitan

Menderita dalam satu tanah

Menderita dalam satu udara

Menderita dalam satu air

Mari berjalan terus jangan pernah menengok kebelakang

Karena kita barisan luka yang menganga

Mundur sama saja kita menyerahkan harga diri

Tetaplah maju

Mari kita nikmati udara derita

Bersama pucuk-pucuk senjata yang mengepal

Lihatlah matahari sudah mulai terbit dari timur

Janganlah ragu menghadapi keadaan

Lebih terhormat hancur lebur

Dari pada kita menyerahkan kepala tanpa perlawanan

Mari berjalan terus

Bersama angin yang menggerakkan dedaunan

Jangan pernah ragu dalam bergerak

Kita berpuluh-puluh juta kepala yang terluka

Tegakkan kepalamu

Jangan serahkan tanah yang kita injak bersama

Udara dan air untuk anak cucu kita

Maka kita harus menegakkan kepala

Biarpun mereka membawa ribuan senapan dan meriam

Sama saja mundur kita juga hancur

Lebih baik jadi abu yang terhormat

Dari pada menjadi kayu di bakar tanpa perlawanan

Mari kita berjalan maju bersama

Mundur sama saja menyerahkan kepala kita

Kepalkan tanganmu

Tinggal sejengkal lagi

Antara kemerdekaan dan kematian semakin mendekat

Bau anyir dan darah sudah menyengat

Mari teriakkan merdeka

Mari kita maju bersama tanpa lelah dan sambat

Karena kita berjuang dengan lillah

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun