Wahai cucu dan anakku
Aku tinggal tulang belulang di pemakaman
Tahukah engkau tentang makna kemerdekaan?
Kemerdekaan tanah yang engkau injak ini
Membutuhkan pengorbanan yang begitu luar biasa
Kemerdekaan udara yang engkau hirup ini
Membutuhkan perjuangan yang panjang
Tidak cukup satu atau dua tahun
Kemerdekaan air yang engkau minum ini
Membutuhkan kerja keras dari para pendahulumu
Bahkan kemerdekaan yang engkau miliki sekarang
Merupakan kemerdekaan yang penuh dengan pengorbanan antara derita air mata dan darah
Tahukah engkau anak cucuku?
Kemerdekaan yang engkau nikmati lahir dari tulang belulang di pemakaman
Aku pertaruhkan nyawa dan raga untuk kemerdekaan
Kujual darah dan air mata kepada perjuangan
Namun aku tak akan menjual negeriku pada penjajahan
Maka teruslah kobarkan semangat perjuangan
Aku di pemakaman tinggal tulang belulang
Namun semangat darahku akan terus mengalir di sanubarimu
Maka teruslah isi kemerdekaan dengan penuh semangat pantang menyerah
Jangan serahkan kepalamu kepada kedzaliman
Jangan serahkan kepalamu kepada mereka yang hanya mementingkan pribadi dan golongan
Namun engkau harus tegak melihat samudra dan lautan
Lihatlah! Langit masih tegak menjulang
Walau air hujan dan badai turun terus menerjang
Itulah makna kemerdekaan tentang kepribadian luhur
Memandang kedepan dalam sebuah perjuangan
Anak dan cucuku
Suaraku dari pemakaman tinggal tulang belulang
Namun semangat yang kuwariskan kepadamu
Semangat darah kepahlawanan
Tak pernah padam
Walaupun air mata dan darah sudah kujual untuk kemerdekaan
Tetapi kewibaan negeri tidak pernah sedikitpun untuk di jual kepada negeri asing
Apalagi negeri kolonial
Maka tetaplah semangat
Itulah suaraku dari pemakaman yang tinggal tulang belulang
Namun semangatku tak kan luntur untuk diwariskan kepadamu
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI