Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Hujan Bunga Mawar di Waktu Senja

24 Juli 2022   01:07 Diperbarui: 24 Juli 2022   01:11 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com


Senja mulai tiba
Matahari mulai tenggelam
Sementara nampak mawar hujan di tengah taman
Berduri menusuk segala jantung pertahanan
Hingga berdarah air mata tumpah
Tak terbendung sudah
Saat hujan bunga mawar tiba
Menyelimuti semesta raya

Hujan bunga mawar
Masuk di taman hati
Terasa indah di awal
Namun dalam perjalanan
Bunga mawar menusuk hati atma
Hingga terkoyak sepi
Keadaan hati yang di serang hujan mawar
Nampak indah di luar
Tetapi di dalam bunga mawar sungguh menyakitkan
Sebuah jiwa yang menjalar di sekujur tubuh-tubuh yang mati rasa
Hingga terbenam dalam duka lara

Hujan bunga mawar
Waktu senja tiba
Saat bunga mawar berduri di pinang sang kumbang
Namun apa daya
Jika bunga mawar harus di paksa keadaan
Dia sudah lama menderita kekurangan
Jika ada sang kumbang lebih terhormat
Tahta dan harta sudah di tangan
Bunga mawar tak bisa menolak keadaan
Semua demi kebahagiaan yang sudah lama terkoyak kemelaratan
Maka jika ada sang kumbang
Dengan segenap harta dan tahta
Bunga mawar tak bisa menolaknya
Namun pilihan hidup bunga mawar
Menjadi duri bagi sikumbang yang sudah lama mencinta
Tetapi dia sadar keadaan harus memisahkan
Tak ada kata lain
Biarkan luka senja yang akan mengobati
Bersama sunyi dan sepi akan bertahta dalam jiwa yang terkoyak

Hujan bunga mawar di waktu senja
Biarlah mengoyak jiwa
Menusuk segala sukma
Karena cinta tak harus memiliki
Walau luka menusuk dan berdarah di sekujur tubuh
Namun apalah daya
Jika si bunga mawar membutuhkan kebahagiaan lain
Dia sudah lama di koyak kemelaratan
Maka ini waktu yang tepat memilih harta dan tahta
Sebagai jalan kehidupan
Biarkan cinta mengalir selaksa sungai dari hulu ke hilir
Suatu saat pasti ada jalan yang terbaik
Mungkin ini sudah ketetapan dan pilihan
dari Sang maha pemilik hati
Pikir dari bunga mawar yang berduri
Menusuk di relung jiwa sampai berdarah tak karuan
Mengoyak atas nama cinta
Berganti atas nama antara harta dan tahta yang berkuasa di singgasana cinta
Semua sudah tertuang dalam hujan mawar membawa duri di waktu senja

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun