Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Batu Nisan Aksara

4 Juli 2022   20:26 Diperbarui: 4 Juli 2022   20:39 137
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Kala langit gelap gulita

Pemakaman sepi, sunyi, senyap

Suara lembut angin menyertai keadaan

Keadaan yang semakin dingin menusuk pori-pori basah

Gemelegar petir tak kunjung menyapa di bumi raya

Hujan juga tak datang ini malam

Aksara mujarab sudahkah dikebumikan kemarin sore?

Kalau sudah, tinggal bunga-bunga kenangan menyelimuti pemakaman aksara

Batu nisan aksara

Bila kata-kata dan bahasa sudah dikebumikan

Lalu komunikasi dengan apa dalam menerjemahkan keadaan?

Akankah memakai bahasa isyarat?

Akankah memakai bahasa simbol atau gambar?

Seperti manusia purba kala itu

Menggambar di gua dan lorong-lorong kehidupan

Lalu apakah menggunakan bahasa masa depan?

Hingga ini hari belum diketahui

Seperti apa bentuknya?

Jika aksara sudah di tutup batu nisan

Kata dan bahasa sudah menjadi purba

Akankah aksara di kubur suatu saat nanti?

Hingga aksara di anggap hanya sebatas seni di zaman dahulu kala

Seperti seni gambar dan simbol yang ada di gua dan batu kala itu

Batu nisan aksara

Akankah aksara benar-benar menjadi purba suatu saat?

Jika batu nisan aksara benar-benar sudah dalam pemakaman

Maka tak ada kata lain

Para peziarah masa depan akan mengelilingi batu nisan aksara

Sebagai bentuk manusia masa depan yang menganggap batu nisan aksara sebuah peradaban manusia zaman dahulu kala

dan juga sebagai bahan penelitian manusia masa depan

Karena alat komunikasi dari gambar menuju aksara, lalu menuju peradaban selanjutnya

Itulah yang disebut evolusi alat komunikasi kehidupan purba menuju kehidupan masa depan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun