Panggil saja namaku kantong kosong
Aku tak punya harta untuk mencuri hati wanita
Namun aku punya puisi dan kata-kata yang mengikat
Kata-kata kan kususun rapi
Kumasukkan salon rembulan
Supaya lebih meyakinkan kata-kataku tentang cinta
Kuberi nuansa lautan dan gunung
Biar lebih menakjubkan
Kuberi latar tentang harta dan tahta
Kan kuceritakan pada wanita itu
Bahwa aku tak punya harta
Apalagi tahta
Namun aku hanya punya sebait kata cinta
Tentang ketulusan dan tentang keikhlasan sebuah rasa
Bila cintaku di tolak
Aku akan menulis kembali tentang luka
Akan kusentuh hatinya
Sampai dia akan memasuki alam baitku
Karena aku akan mencoba merayu dengan bahasa luka maupun bahasa setia
Sebut saja namaku kantong kosong
Tak punya harta, apalagi tahta
Namun aku punya kata-kata mujarab
Jika dia menerimaku
Aku akan buat bahagia lewat kata dan bahasaku
Bila harus mentah cintaku
Karena kalah bersaing dengan kumbang yang berharta dan bertahta
Maka tak ada kata lain
Selain suara luka yang akan kutulis untuknya
Akan aku buat dari halaman satu sampai dia tak mampu membacanya
Sebut namaku kantong kosong
Sajak dan puisi adalah: senjataku  yang tak punya harta
Sebut namaku kantong kosong
Sajak dan puisi adalah: senjataku yang tak punya tahta
Namun aku si kantong kosong pandai menyusun kata-kata keindahan
Apalagi merengek-rengek dengan kata-kata terluka
Maka jika itu terjadi
Seolah-olah semesta kan kubuatÂ
Ikut berduka dalam aliran air hujan yang memenuhi sungai air mata
Sampai meluap tak terkira antara jarak dan waktunya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H