Aku mempersilahkan dirimu untuk menulis sajak terlebih dahulu
Tulislah sajak yang ada dibenakmu
Melalui daya imajiner dan pilihlah diksi yang engkau anggap tepat
Emosi atau perasaan silahkan dimainkan, seperti mereka para pemain drumer yang mampu memukul-mukul dengan keras atau lambat
Begitu juga sajakmu
Tulislah dengan kelembutan atau dengan cekatan
Supaya narasimu bernyawa
Hingga mereka yang membaca sampai menguras energi dan emosi
Sastrawan muda
Aku menyambut jalanmu
Sebagai seorang penulis yang mampu melumat segala aksara
Hingga menara-menara aksara engkau patahkan
Karena engkau penulis tanpa sekat batas bahasa
Semua kau lumat dan kau susun, seperti mimpi-mimpi malammu
Mari!
Menyambut jalan sastrawan muda
Menuju kebatinan aksara antara gundah atau riang
Menjadi satu warna dalam sajak-sajak yang engkau tulis
Dengan narasi-narasi yang engkau pertahankan lewat daya nalarmu
Sampai diksi-diksi yang engkau gores
Sulit bagi mereka untuk memahami sastramu yang penuh imagi tinggi
Seolah-olah engkau sudah mematahkan kata-kata yang sudah kusam
Sastrawan muda
Aku menyambutmu dengan senyum kecil
Engkaulah yang akan meneruskan estafet
Bahkan yang akan mematahkan diksi-diksi silam yang sudah tak punya arti
Karena sudah terlalu lama diksi itu tidur di layar kaca lcd
Engkaulah sastrawan muda
Pembangkit sajak dan narasi keadaan masa kini
Bersama aksara yang engkau bawa dalam mimpi
Menuju aksara kayangan membumi atau melangit
Bagiku sama saja, aku akan menyambut kedatanganmu
Lewat kata dan aksara yang tumbuh kembang di hutan situs-situs layar lcd