Jari jemariku mulai mengetuk keyboard
Mengarahkan kusorku kearah layar
Lalu aku berusaha menemukan kata-kata yang tepat
Supaya aku dapat menulis keadaan
Tetapi tanganku masih saja sulit memformulasikan sebuah  makna jiwa
Mau aku bawa kemana ketukan keyboardku yang mulai kusam
Hingga terasa beku, bisu, Â kaku, temaram
Sampai ingin aku mematahkan keyboardku
Selaksa gitaris yang mematahkan gitarnya
Saat tampil dipanggung-panggung kemegahan
Sebagai bentuk ekspresi penjiwaan atma
Aku ingin mematahkan keyboardku
Sebagai bentuk antara emosi dan ekspresi
Menjadi satu padu dalam warna gejolak jiwa
Ingin kutaburkan keyboardku dengan kata-kata pelangi
Ingin kupukul keras keyboardku
Sebagai ekspresi  kegundahan
Sebuah hati yang tak menemukan rasa
Sampai seluruh naluriku berkata lirih tentang asa
Hingga sampai mengais kata-kata yang terlempar dari jiwa yang fana
Aku ingin mematahkan saja keyboardku
Bila tak menemukan kata yang tepat
Anggap saja keyboardku sudah tak bermakna
Karena keyboardku sudah terlalu lama memejamkan aksara
Terasa tak ada kaki untuk berjalan menelusuri  kata-kata dihutan rimba
Kupatahkan saja keyboardku
Biar emosi ini meledak-ledak
Saat meletakkan huruf aksara didepan layar
Hingga sampai lebur keyboardku sirna berdebu
Bersama kata-kata yang ingin kurangkai ini hari
Sungguh keyboardku terasa sudah tak bermakna
Bila esok tetap tak mampu mengeja kata
Maka apa boleh buat aku ingin mematahkannya
Seperti para gitaris yang sedang dipanggung, lalu mematahkan gitarnya dengan penjiwaan yang bermaka
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI