Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Syair Biduan

13 Juni 2022   10:59 Diperbarui: 13 Juni 2022   11:22 350
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Biduan
Suaramu bah alunan seruling menderai menyentuh atma
Membawa mimpi di alam kayangan
Bagi mereka yang mendengar suara lembutmu
Karena suara lembutmu di setiap ketukan mengalun bersama melodi
Sampai ribuan pasang mata decak kagum
Saat engkau melantunkan bait perbait dalam syair lagumu

Biduan
Tahukah engkau
Sudah lama aku ingin menulis syair untukmu
Syair cinta simiskin dengan sikaya
Cinta anak kaum alit dengan anak kaum bangsawan
Cinta anak sekolahan yang membawa luka
Cinta dua insan tak bisa menyatu
Karena harta dan tahta
Aku yakin syair itu akan menguras emosi dan air mata
Sampai menjadi lumpur kedukaan
Hingga membawa emosi antara putus asa atau menjadi pelecut semangat
Tuk membuktikan seberapa besar perjuangan cinta yang harus di korbankan

Biduan
Masih ingatkah!
Masih ingatkah!
Kisah cinta Ken Arok sebagai rakyat jelata yang mencintai seorang istri raja
Hingga suatu saat Ken Arok mampu menjadi raja dan mempersunting orang yang di cintainya
Jadi cinta itu terkadang diluar kemustahilan dan diluar nalar kewarasan

Biduan
Namun cinta yang ingin kutulis tentangmu
Akan kumulai tentang cinta sebuah kehidupan
Cinta yang cukup menghabiskan di warung kopi bersama segelas susu
Sambil sesekali membaca WA
Cinta yang akan kutulis tak bertele-tele
Seperti cinta yang di ulas dalam sebuah novel romansa
Hingga sampai ribuan lembar
Bukan pula cinta dalam nyanyian buih menjadi permadani
Bukan juga cinta meniti karir di ujung menara
Namun cukup cinta yang di restui Takdir Tuhan
Hingga sampai titik nafas terakhir
Sampai Sang Malaikat menyelesaikan tugasnya

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun