Mohon tunggu...
Khoirul Taqwim
Khoirul Taqwim Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Pascasarjana UIN Raden Mas Said Surakarta

Peneliti Tentang Kemasyarakatan

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Antara Kota Angin dengan Kota Pelajar

12 Juni 2022   13:14 Diperbarui: 12 Juni 2022   13:20 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Terlihat lereng Liman dari Kota angin

Masih gagah perkasa memenuhi sudut-sudut langit

Menghadap ke Utara seolah-olah memberi pelajaran kepada kami

Bahwa hidup harus tetap tegar

Walau badai tak jarang menerjang

Seperti gunung Liman tetap tabah menghadapi keadaan cuaca seburuk apapun

Hari sudah mulai gelap

Pikiran masih melayang ke angkasa

Namun sudah beberapa hari ini

Aku tak memperhatikan angkasa di kota angin

Karena aku terlalu sibuk mempersiapkan diri di alam keterbatasan

Menuju kota pelajar

Idaman bagi kaum pelajar untuk mengasah Ilmu dan pola pikir

Supaya suatu saat mempunyai sikap tahan banting

Saat menghadapi keadaan negeri sebesar Indonesia Raya

Saat di kota pelajar

Terlihat begitu lalu lalang pelajar sibuk menyiapkan diri dalam belajar

Dari sudut-sudut ruang Perpus penuh dengan pelajar yang sedang membaca dan menulis sebuah catatan untuk dijadikan makalah maupun untuk di jadikan penelitian

Aku juga melihat ada sosok Mahasiswa yang sibuk mencari pasangan

Supaya malam Minggu tidak kesepian

Dari situlah aku mulai belajar tentang keadaan kehidupan para pelajar

Ada yang serius menelurkan sebuah karya tulis

Namun juga ada yang serius mencari pasangan dan tak jarang menulis sebuah puisi salon yang mengungkapkan tentang kecantikan

Melihat keadaan kampus yang di warnai beragam suku bangsa

Ku coba untuk membuat sebuah studi kecil yang terdiri dari 4 orang penggagas

Aku tidak ikut organisasi besar yang sudah mapan

Karena aku ingin membangun pergerakan dari kecil

Supaya kami mampu memahami keadaan sebuah negeri dengan sederhana

Kami juga pernah bergabung dengan pergerakan Liga Forum Studi Yogyakarta

Kami melakukan aksi pergerakan

Mulai dari kampus UII hingga ke gedung DPR Jogja kala itu

Dengan membawa isu tentang menolak pendidikan komersial

Hari yang melelahkan di Kota pelajar Jogja

Begitu juga keadaan keluargaku di kota angin semakin sulit ekonominya

Sejak di tinggal ayah tiada

Tetapi aku tetap berjuang untuk melakukan studi

Walau dikemudian hari mendapat tantangan yang berat

Hingga aku juga memutuskan cuti selama setahun

Bahkan aku juga pernah terlambat membayar SPP harus di sidang oleh Dewan terhormat Dekan dan Para Dosen

Hingga aku harus libur kuliah selama tiga tahun

Gara-gara telat bayar SPP dan Cuti selama setahun

Dari sinilah pengalamanku di mulai dalam serba kekurangan

Aku harus berjuang melihat keadaan tidak harus mengandalkan di bangku kuliah

Tetapi belajar menulis dan membaca keadaan terus aku gelorakan dari dalam jiwaku

Bahkan setelah aku lulus pun

Aku tak ingin untuk mengambil ijazah

Karena setelah mengambil aku yakin pasti di dorong untuk bekerja di instansi-instansi terkait

Padahal aku merasa kurang cocok untuk bekerja di instansi

Sebab aku masih terobsesi untuk terus bergolak dengan Ilmu

Hingga suatu hari aku punya mimpi membuat sebuah karya tulis

Walau itu sederhana

Berjuang di dalam keterbatasan merupakan hal yang mustahil

Kecuali ada keajaiban

Namun setelah aku pulang dari Borneo

Aku bertemu saudaraku dalam satu Yayasan Asy-Syamsi dan sekaligus Kakekku yang menjadi direktur adnoc dan dia sangat berjasa dalam kehidupan ku ke depan

Karena dia menawarkan aku untuk terus melanjutkan studi di Kota pelajar

Bahkan dia siap membantu segala keperluan ku

Sungguh Ketetapan Tuhan begitu agung

Rezeki terkadang sulit ditebak dari mana asal arahnya

Kebaikan Direktur Adnoc yang kini sudah tiada

Dia merupakan salah satu Paman dari pemilik situs Bukalapak yang populer di Republik Indonesia

Hingga membuat aku mempunyai keyakinan

Bahwa berkah tidak akan kemana

Bila Tuhan sudah menetapkan sebuah keadaan

Begitulah sekelumit belajar di Kota pelajar yang penuh dengan nilai-nilai sejarah dalam hidupku

Semua tak lepas dari kehendak Ilahi

Karena Dia penentu segala ketetapan

Dari segala kehidupan

Aku hanya mengikuti kehendakNya

Sebab Dia yang menetapkanNya

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun