Mohon tunggu...
Khoirul Rifki
Khoirul Rifki Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa pendidikan bahasa inggris universitas ibnu khaldun bogor

Suka melamun didepan teras.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Mengenal "Stoicisme"

29 Juni 2023   20:56 Diperbarui: 29 Juni 2023   21:09 385
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Stoikisme adalah sebuah filsafat Yunani kuno yang terdesak pada keahlian dan kebahagiaan melalui pengendalian diri dan ketenangan batin. Stoicisme atau Stoa adalah aliran filsafat Yunani kuno yang didirikan di kota Athena, Yunani, oleh Zeno dari Citium pada awal abad ke-3 SM. Ada juga yang mencatat stoikisme resmi muncul pada tahun 108 SM. 

Setelah Zeno, orang yang paling berjasa mempertahankan sekolah stoa adalah Kleanthes dari Assos dan Chrysippus dari Soli. Ajaran sekolah atau mazhab stoa sangat luas dan beragam, tetapi dapat disimpulkan bahwa pijakannya adalah meliputi perkembangan logika (terbagi dalam retorika dan dialektika), kacamata, dan etika (memuat teologi dan politik). Pandangan yang mencolok tentang etika adalah bagaimana manusia memilih sikap hidup dengan tekanan apatheia, hidup pasrah atau tawakal menerima keadaannya di dunia.

Tokoh-tokoh filsafat stoikisme yang terkenal adalah Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius.Epictetus adalah seorang budak yang kemudian menjadi seorang filsuf stoik terkenal. Seneca adalah seorang filsuf, penulis, dan negarawan Romawi. Marcus Aurelius adalah seorang kaisar Romawi yang juga seorang filsuf stoik.

Menurut para stoik, kebahagiaan sejati hanya dapat dicapai melalui keahlian, keadilan, keberanian, dan kendali diri.

Salah satu ajaran penting dalam stoisisme adalah bahwa kita tidak dapat mengendalikan segala hal yang terjadi dalam hidup kita, tetapi kita dapat mengendalikan bagaimana kita meresponsnya. Dalam hal ini, stoikisme melarang bahwa kita harus menerima segala hal yang terjadi dalam hidup kita dengan lapang dada dan berusaha mengambil hikmah dari setiap pengalaman.

Selain itu, stoikisme juga tekanan pada pentingnya hidup sederhana dan rendah hati. Para stoik percaya bahwa kebahagiaan sejati tidak dapat dicapai melalui kekayaan atau kekuatan, tetapi hanya melalui keahlian dan kebahagiaan batin.
Dalam kehidupan sehari-hari, ajaran stoikisme dapat membantu kita untuk mengatasi stres dan kecemasan dengan lebih baik. 

Dengan mengendalikan diri dan menerima segala hal yang terjadi dalam hidup kita dengan lapang dada, kita dapat mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan sejati.

Kesimpulannya, stoikisme adalah sebuah filosofi yang menekan pada kebahagiaan dan ketenangan batin melalui pengendalian diri dan penerimaan atas segala hal yang terjadi dalam hidup. Dengan menerapkan ajaran stoikisme dalam kehidupan sehari-hari, kita dapat mencapai ketenangan batin dan kebahagiaan sejati. Filsafat ini mengajarkan bahwa manusia harus menerima segala hal yang terjadi dalam hidupnya dengan sikap tenang dan bijaksana. 

Stoikisme juga tertekan pada pentingnya hidup sederhana dan merdeka dari keinginan duniawi yang berlebihan, Dalam kehidupan sehari-hari, stoikisme dapat membantu manusia untuk menghadapi berbagai masalah dan tantangan dengan sikap yang tenang dan bijaksana. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun