Beberapa batang roko tercecer di pekarangan, tersisa sebatang terakhir, kunyalakan rokok terakhirku dan kuhisap begitu dalam.. mataku berkaca disetiap hembusan ialah memori tentang dirimu yang ku buang sejauh mungkin. Sesaat kemudian kenangan menyeretku lebih jauh, tentang kita, tentang perihal dua anak manusia diatas motor tua, tentang senja dan lampu taman dikota, tentang janji dua anak manusia yang mengharapkan bahagia.
Faktanya semua itu semu. Kuhisap dalam-dalam asap rokok terakhirku sebelum kubuang.
"Sampai saat ini, kau adalah pemenang yang menjadikanku pecundang."
Percayalah, aku seutuhnya.. dan hancurpun seutuhnya..Â
tercecer tak tersisa. setelah pelatukmu kau tekan dan peluru menusuk jantungku dengan sempurna..Â
Congratulation !
Kau berhasil buatku rapuh, Dan tak kutemukan arah setelah cahaya redup seketika.
Kau berkata bahwa aku istimewa dengan janjimu yang akan selalu menemaniku setiap suka dan duka sebelum kau temukan sesosok pria yang menjanjikan "aku akan meratuimu" ucapnya dengan sebongkah permata yang ia genggam. Kau memercayainya.
Meninggalkanku dengan sebatang coklat berpita yang ku bungkus dengan sepenuh hati.
Ingatkah dirimu, saat aku titipkan pesan "jaga hatimu" jangan kau beri siapapun yang ingin memetik hatimu, percayalah padaku apapun yang ku punya kan ku beri sepenuhnya, dibandingkan manusia lain yang mempunyai segalanya, namun untukmu separuhnya pun tidak.Â
Aku memberi kepercayaan padamu dengan sungguh, sebelum kau buat raga ini rapuh.