Mohon tunggu...
Muhammad Khoirul Latif
Muhammad Khoirul Latif Mohon Tunggu... Mahasiswa - UIN WALISONGO SEMARANG

Perkenalkan saya Muhammad Khoirul Latif saya sedang melaksanakan studi pendidikan matematika di Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Metafora dan Konsep Teori Terpadu dalam Reformasi Pendidikan di Universitas Islam Negeri (UIN) di Indonesia

27 Juni 2024   11:31 Diperbarui: 27 Juni 2024   11:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

Saat ini, di tengah-tengah reformasi pendidikan yang sedang berlangsung di Indonesia, Universitas Islam Negeri (UIN) merupakan institusi keagamaan yang menghubungkan pengetahuan tradisional dan modern. Kesenjangan ini tidak hanya menciptakan hambatan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk mengembangkan pemahaman pengetahuan yang lebih mendalam dan menyeluruh. 

Ada beberapa UIN terkemuka di Indonesia, seperti UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang, UIN Sunan Gunung Djati Bandung, UIN Alauddin Makassar, UIN Sunan Ampel Surabaya, dan UIN Walisongo Semarang, yang kesemuanya menggunakan metafora dan konsep teori terpadu untuk mencapai tujuan mereka. 

Pertama, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menghadirkan konsep "Reintegrasi Keilmuan" yang didukung oleh Azyumardi Azra. Konsep ini menekankan pentingnya menyelesaikan konflik antara pengetahuan agama dan sekuler, dengan tujuan mencapai pemahaman transendental. Hal ini menyoroti perlunya mendamaikan perbedaan historis antara dua domain dan mengeksplorasi jalan baru untuk membawa mereka lebih dekat ke pemahaman yang lebih intuitif.

Kedua, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta menggunakan metafora "Jaring Laba-laba" untuk menggambarkan berbagai kegiatan intelektual yang mereka lakukan. Hal ini menunjukkan kesulitan dalam menjembatani kesenjangan antara pengetahuan agama tradisional dan pengetahuan sosial dan humanistik kontemporer. 

Meskipun didasarkan pada model kasar, integrasi ini dimaksudkan untuk memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi pengetahuan yang lebih luas dan intuitif.

Selanjutnya, UIN Maulana Malik Ibrahim Malang menggunakan ide "Pohon Ilmu" sebagai simbol kesatuan di antara berbagai bidang ilmu. Metode ini, seperti cabang-cabang yang tumbuh dari satu akar, menyoroti hubungan yang erat antara berbagai bidang studi dan bagaimana hasil pembelajaran dapat dicapai melalui hubungan tersebut.


Integrasi "Roda Ilmu di UIN Sunan Gunung Djati Bandung menunjukkan bagaimana berbagai domain pengetahuan dapat dihubungkan satu sama lain dan berputar di sekitar paradigma yang dinamis. Bagian ini menyerukan tindakan untuk mengatasi kekurangan sistem pendidikan konvensional dan memberikan motivasi untuk mengembangkan pengetahuan yang lebih maju.

Di Makassar, UIN Alauddin mempromosikan kelompok "Sel Cemara Ilmu" untuk membina hubungan yang erat dengan pemahaman agama. Metafora ini menyatakan bahwa upaya harus dilakukan untuk mengembangkan pemahaman yang mendalam tentang dasar-dasar agama dan kebutuhan akan pengetahuan tentang teks-teks agama.

Selanjutnya, UIN Sunan Ampel Surabaya mengangkat tentang "Menara Kembar Tersambung" membangun hubungan antara kearifan praktis dan pengalaman hidup sehari-hari. Gagasan ini menghadirkan sebuah tujuan untuk mencapai pembelajaran yang tidak terbatas pada pengetahuan akademis, tetapi juga dapat mengungkapkan kebenaran spiritual dalam aktivitas mereka.

Terakhir, UIN Walisongo Semarang memperkuat ikatan antara "Intan Berlian Ilmu" dan "Kesatuan Ilmu" (Wadat al-'Ulm), yang melambangkan disiplin intelektual dari pandangan Ilahi. Metafora ini mendorong mahasiswa untuk terlibat dalam berbagai disiplin ilmu, termasuk agama, ilmu sosial, fisika, matematika, ilmu komputer, dan terapan, dalam satu lingkungan yang menyoroti prinsip-prinsip universal dan transenden.

Dengan cara pandang seperti ini, secara umum, UIN di Indonesia bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan berbagai aspek pengetahuan dan meningkatkan kesadaran akan kondisi dunia saat ini. 

Meskipun setiap UIN memiliki tujuan yang berbeda, mereka semua bertujuan untuk mengatasi ketegangan antara pengetahuan agama dan sekuler dan untuk memperkuat kesadaran mereka akan pendidikan Islam, yang berpusat pada pengetahuan. Inilah alasan mengapa basis pengetahuan UIN tidak hanya digunakan untuk tujuan akademis tetapi juga sebagai alat untuk penelitian berbasis kutipan untuk menghasilkan mahasiswa yang berpengetahuan luas, penuh perhatian, dan berorientasi pada kehidupan sehari-hari.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun