Dalam konteks multiverse ekonomi, kedua negara ini berada dalam "dimensi" yang berbeda. Namun, mereka saling terhubung dalam sistem ekonomi global. Kebijakan ekonomi di AS bisa mempengaruhi pasar global dan harga komoditas yang pada gilirannya berdampak pada Indonesia. Negara berkembang seperti Indonesia berpeluang untuk "melompat" ke sektor digital atau beralih ke model ekonomi yang lebih inovatif, memanfaatkan teknologi dan e-commerce untuk mempercepat pertumbuhannya, mengikuti jejak negara-negara maju. Di satu dimensi ekonomi, negara-negara Skandinavia seperti Swedia dan Norwegia mungkin sudah mengimplementasikan model ekonomi hijau yang sangat maju, dengan fokus pada energi terbarukan, mobil listrik, dan pengelolaan sumber daya alam yang berkelanjutan. Mereka sudah mengembangkan infrastruktur yang mendukung keberlanjutan dan memiliki kebijakan yang mendorong penggunaan teknologi ramah lingkungan.
Sementara itu, negara lain seperti India atau Brasil, meskipun berkembang pesat di sektor industri, mungkin masih menghadapi tantangan dalam beralih ke ekonomi hijau karena ketergantungan pada sumber daya alam dan industri berbasis bahan bakar fosil. Namun, dalam dunia yang saling terhubung, negara-negara ini dapat berkolaborasi melalui transfer teknologi dan berbagi pengetahuan untuk mempercepat transisi menuju ekonomi berkelanjutan. Negara-negara maju bisa membantu negara-negara berkembang untuk mengadopsi teknologi hijau dan berinvestasi dalam solusi ramah lingkungan, menciptakan dunia yang lebih seimbang di mana berbagai model ekonomi bisa saling melengkapi.
Di Afrika Selatan, ekonomi digital mulai berkembang pesat, dengan meningkatnya penggunaan e-commerce, fintech, dan platform digital lainnya. Pemerintah setempat mendukung transformasi digital dengan kebijakan yang mendorong startup teknologi dan memfasilitasi akses internet untuk masyarakat luas. Negara tetangga seperti Zambia atau Kenya, meskipun perekonomian mereka lebih tradisional, mereka memiliki potensi untuk melompat ke dunia ekonomi digital dengan lebih cepat berkat kemajuan teknologi yang tersedia. Meskipun ekonomi tradisional mereka mungkin lebih terfokus pada sektor pertanian dan manufaktur, adopsi teknologi fintech seperti pembayaran digital atau platform pertanian berbasis aplikasi dapat mendorong sektor-sektor tersebut untuk berkembang lebih cepat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, meskipun negara-negara ini mungkin berada dalam dimensi ekonomi yang berbeda, mereka dapat saling mengisi dan memberikan inspirasi untuk mengadopsi model-model ekonomi digital yang lebih inovatif.
The conclusion of this article is Multiverse ekonomi adalah konsep yang memandang ekonomi tidak hanya sebagai satu sistem tunggal yang berlaku di seluruh dunia, tetapi sebagai serangkaian dimensi yang saling berinteraksi. Dengan berbagai tantangan yang ada, seperti ketidakpastian global dan kesenjangan ekonomi, ada pula peluang besar untuk inovasi, kolaborasi, dan pengembangan model ekonomi yang lebih berkelanjutan dan inklusif. Di era globalisasi ini, penerapan multiverse ekonomi dapat membuka jalan bagi solusi baru yang lebih adaptif, fleksibel, dan relevan dengan kebutuhan dunia yang terus berubah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H