Mohon tunggu...
Khoirul Anwar
Khoirul Anwar Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang menempuh pendidikan tinggi Akuntansi S1

Sedang menempuh pendidikan tinggi Akuntansi S1

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Hasrat Singgasana

30 Juni 2021   10:39 Diperbarui: 1 Juli 2021   11:04 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selamat Datang di Blog Kami

Artikel ini dibuat untuk memenuhi syarat Tugas Akhir Semester Mata Kuliah Perilaku Organisasi.

Disusun Oleh :

  • A. Khoirul Anwar - 191011201180
  • Annisa Sri Prihartini - 191011201794
  • Nurhanifah- 191011201116

Kekuasaan, kekuatan, dan kekayaan adalah hal mendasar yang selalu didambakan manusia tidak harus mengenal dari mana dan juga siapa ? ...

Bagaimana bisa ??

Dengan menduduki jabatan sebagai pemimpin disuatu negeri hal tersebut tidaklah mustahil untuk dapat dimiliki. Segala cara akan dipergunakan guna meraihnya, tidak peduli apakah akan merugikan yang lainnya.

Karena yang terpenting semua ada di genggamannya ....

Tidak jarang kita jumpai para pemimpin di suatu negeri lebih pandai dalam bermain kata -- kata dibandingkan dengan kinerja yang semestinya.

Miris ..... Emang iya !!

Tapi harus bagaimana lagi janji -- janji manis begitu menggiurkan ketika berbalutkan pengentasan problema kemiskinan.

Tidak ada lagi kritik yang bisa bersuara, hukum negeri ini menjerit dalam kebisuan ...

Sosok yang semestinya mengayomi nan sejahterakan tidaklah lain sebagai penjajah yang membutakan kemanusiaan.

Persoalan masyarakat mati kelaparan, kurangnya sandang pangan, tidak dapat pendidikan yang bermutu, fasilitas kesehatan yang buruk, membuat masyarakat semakin tak berdaya.

Lantas apakah ini bisa disebut pemimpin yang berkepemimpinan ....

Potret pemimpin yang haus akan kekuasaan sering kali membuatnya gagal dalam menjalankan tanggung jawabnya dengan adil, jujur, dan berpihak pada kepentingan masyarakat.

Hasrat singgasana yang menggelincirkan pemimpin hanya demi memuaskan kepentingan sosialnya. Mereka terpedaya akan kenyamanan singgasana dengan keistimewaan duniawi dalam menyibukkan kantong dan perut yang tiada guna bagi kepentingan masyarakat.

Kapankah masyarakat akan terpenuhi hak -- hak untuk keberlangsungan hidupnya, menikmati fasilitas -- fasilitas penunjang kebutuhannya.

Jika hanya Ibu Kota saja yang dipercantik dengan gedung -- gedung tinggi nan megah sebagai wajah berpolitik pribadi.

Tidaklah banyak yang masyarakat inginkan ...

Hanyalah sosok pemimpin bermatabat nan agung yang dapat mengoptimalkan sumber daya daerahnya, dia yang mampu memberikan senyum ceria untuk mereka yang usia renta dan belia, dia yang mampu menampung semua aspirasi para remaja, dan bukan hanya demi kepentingan nafsu pribadinya.

Inilah negeri kita tanah kelahiran yang semestinya menjadi rumah pelindung dikala teriknya mentari dan hujan, menjadi tempat tumbuh kembang tanpa beban, tapi apakah ini hanya seperti mimpi saat tidur siang.

Wahai pemimpin negeri ini sesulit itukah engkau bercengkramam dengan kami, mendengarkan keluh kesah hidup ini, membasuh peluh keringat anak negeri ini.

Dengarkanlah sedikit ego dari rakyatmu ini “ janganlah engkau berpaling jauh dari kami “, penuhilah kewajibanmu meski tak seutuhnya setidaknya biarkan kami tidur nyenyak tanpa beban esok hari.

Dan jangan hancurkan harapan kami bahwa tempat kelahiran ini adalah negeri kami sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun