Mohon tunggu...
Septian Rizky Khoir
Septian Rizky Khoir Mohon Tunggu... Relawan - Pemimpin Masa Depan

Bermimpi Untuk Menaklukan Balikpapan dan Indonesia. Berkarya untuk Menginspirasi

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sumpah Pemuda, Pemanfaatan Teknologi Dan Bonus Demografi

27 Oktober 2016   23:12 Diperbarui: 27 Oktober 2016   23:15 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Oleh Septian Rizky Khoir (BAKORNAS LTMI PB-HMI)

Peringatan Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 selalu menjadi momentum yang tidak pernah usang bagi para pemuda Indonesia.

Bukan hanya karena sumpah pemuda adalah gebrakan sejarah yang ditorehkan kaum muda untuk mempersatukan segala bentuk perbedaan demi kemajuan bangsa. Selain itu, Sumpah Pemuda adalah momentum untuk mengembangkan jiwa nasionalisme di tengah ragam bentuk perbedaan yang terjadi di Indonesia ini. Oleh karena itu refleksi 88 tahun hari sumpah pemuda yang jatuh pada tanggal 28 Oktober 2016 adalah momentum penting bagi anak muda bangsa Indonesia untuk bangkit. Pemuda Indonesia harus menyadari betul tantangan yang sedang dihadapinya

Mendiskusikan pemuda dan teknologi sepertinya ibarat sedang membicarakan dua hal yang urgent dalam permasalahan, baik lokal maupun global, nasional maupun internasional. Bagaimana tidak pemuda adalah satu periode penting kehidupan manusia yang sangat memegang peranan dalam seluruh kehidupan manusia itu sendiri baik secara fisik maupun mental. Selain itu kedudukan pemuda juga sangat berperan baik bagi dirinya sendiri maupun bagi sekitarnya. Sedangkan teknologi juga bagian penting dari upaya manusia dalam mempermudah kehidupan yang harus dijalani dalam aktivitas sehari-hari.

Di bidang teknologi memang banyak terjadi perkembangan namun harus kita sadari bahwa Indonesia masih didominasi oleh para konsumen, bukan produsen teknologi. Padahal jumlah pemakai teknologi di Indonesia lumayan bayak dan mayoritas pemuda.Butuh ketekunan dan kesabaran untuk membuat paradigma pemuda agar selalu berinovasi dalam bidang teknologi. Dalam era globalisasi yang penuh dengan persaingan ini, kekuatan ekonomi suatu negara sesungguhnya berakar dari kemampuan teknologi dan inovasi yang dimiliki negara tersebut.

Salah satu tantangan besar lainnya yang harus dihadapi oleh pemuda Indonesia adalah bonus demografi yang sedang berjalan di Indonesia dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2030.

Bonus demografi merupakan suatu peningkatalan laju populasi pertumbuhan ekonomi yang disebabkan oleh peningkatan persentase penduduk usia kerja atau penduduk dengan umur produktif sangat besar dibandingkan usia non produktif.

Bonus demografi dapat menjadi peluang bagi Indonesia karena munculnya usia-usia produktif yang dapat menurunkan rasio ketergantungan. Bayangkan saja, dengan bonus demografi, jumlah penduduk usia produktif mencapai 2/3 dari total jumlah penduduk di Indonesia. Situasi ini akan dapat mengantarkan Indonesia menjadi bangsa yang lebih besar dan lebih maju dalam berbagai sektor.

Tetapi, di sisi lain, bonus demografi bisa menjadi tantangan dan ancaman. Konsekuensinya adalah.

Pemerintah dituntut menyiapkan berbagai kebijakan yang arahnya adalah peningkatan Sumber Daya Manusia yang lebih handal sehingga mampu berdaya saing dan penciptaan lapangan kerja.

Pemerintah dituntut untuk memperkuat sisi karakter generasi bangsa, pemahaman atas sejarah bangsanya minimal dengan memberikan kesempatan yang sama untuk dapat berpendidikan yang lebih tinggi kepada setiap anak bangsa.

Jika kedua faktor tersebut tidak dilakukan, bonus demografi akan menjadi beban pembangunan, negara akan gagal mendapatkan pemimpin yang mengerti atas nasib bangsanya dan bangsa ini hanya akan terjebak menjadi negara konsumen terbesar di dunia dan negara kelas pekerja.

Dari kesembilan program nawacita yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2015-2019, isu kepemudaan didekkripsikan pada strategi kebijakan pada agenda “Memperteguh Kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial di Indonesia”. Pada agenda tersebut disebutkan bahwa dibutuhkan program yang bertujuan untuk meningkatkan partisipasi pemuda dalam pembangunan melalui :

  • Perluasan kesempatan memperoleh pendidikan dan keterampilan
  • Peningkatan peran serta pemuda dalam pembangunan sosial, politik, ekonomi, budaya dan agama.
  • Peningkatan potensi pemuda dalam kewirausahaan, kepeloporan dan kepemimpinan dalam pembangunan
  • Perlindungan generasi muda terhadap bahaya penyalahgunaan napza, minuman keras, penyebaran penyakit HIV/AIDS dan penyakit menular seksual di kalangan pemuda.

Harus kita akui bahwa isu kepemudaan belum terintegrasi dengan baik dalam kerangka pembangunan nasional. Hal ini secara tidak langsung menunjukan ketiadaan komitmen politik dan arah kebijakan yang visioner dan konkrit baik dari negara dalam mengatasi isu dan potensi pemuda. Kementrian Pemuda dan Olahraga yang seharusnya menjadi tulang punggung dalam mengatasi permasalahan kepemudaan dinilai tidak cukup serius dalam menjawab tantangan yang ada. Hal ini setidaknya terlihat dari anggaran Kementrian Pemuda dan Olahraga pada APBN tahun 2016 lebih banyak digunakan untuk bidang olahraga. Hal tersebut diperparah dengan rendahnya resapan anggaran dari kementrian tersebut.

Kita perlu segera mengubah paradigma, dengan memperlakukan pemuda sebagai aset dan kekuatan, bukan sebagai beban masalah. Memandang pemuda sebagai beban masalah hanya akan membawa pada kebijakan jangka pendek yang reaksioner, sekedar anti ini dan anti itu. Sebaliknya dengan memperlakukan pemuda sebagai aset dan kekuatan masa depan, niscaya membawa pada modal kebijakan yang sistematis dan berorientasi pembangunan jangka panjang. Pembangunan kepemudaan harus segera mendapat posisi istimewa dalam kebijakan pemerintah.

Pemuda dalam kedudukan dan peranannya dalam rangka memantapkan ketahanan nasional di dalam Undang-undang Nomor 40 tahun 2009 tentang kepemudaan mengisyaratkan pemuda hari ini harus menjadi generasi yang mampu menjadi kekuatan moral, sosial kontrol dan agen perubahan di setiap lini pembangunan negara. Perlibatan pemuda dalam strategi Ketahanan Nasional sebaiknya dilaksanakan secara sistematis dalam proses perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program pembangunan negara.


 Di tengah gonjang-ganjing gaduh politik dalam negeri yang tampak tak berkesudahan, bangsa Indonesiadiperhadapkandenganmasalah lain yang cukup serius yaitu tidak adil dan meratanya proses pembangunan. Ketimpangan kesejahteraan antara barat dan timur masih menjadi semacam enigma yang belum terpecahkan sampai sekarang. Di masa yang akan datang hal ini menjadi masalah serius yang kiranya harus menjadi perhatian kita semua.


 Sudah saatnya bagi pemuda untuk tidak hanya menyerukan persatuan politik belaka, tetapi juga menyerukan pemerataan ekonomi karena persatuan dan pemerataan ekonomi ibarat dua sisi mata uang, di mana persatuan politik ini menjadi bermakna ketika dapat menghantarkan kesejahteraan melalui pemerataan pembangunan. Sesungguhnya saat kita tengah memiliki kesempatan untuk mengubah kegelisahan menjadi nyala optimisme. Yakin Usaha Sampai.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun