Kapitalisme mendorong perusahaan untuk mencari keuntungan sebanyak-banyaknya, dan salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menekan biaya produksi, termasuk upah pekerja. Pekerja yang bekerja keras untuk menghasilkan barang atau jasa sering kali tidak menerima bagian yang adil dari keuntungan yang dihasilkan. Mereka bekerja dalam kondisi yang buruk dengan upah yang minim, sementara pemilik modal atau perusahaan menikmati sebagian besar keuntungan. Hal ini, menyebabkan ketidakadilan dalam distribusi kekayaan, di mana sebagian kecil orang mengendalikan sebagian besar sumber daya ekonomi.
- Pengabaian Kesejahteraan Sosial
Dalam kapitalisme, fokus utama adalah pada akumulasi kekayaan dan pertumbuhan ekonomi, sering kali tanpa memperhatikan kesejahteraan masyarakat secara merata. Pemerataan kekayaan dan kesejahteraan sosial sering diabaikan demi efisiensi ekonomi. Konsep "trickle-down economics" menganggap bahwa manfaat dari pertumbuhan ekonomi akan mengalir ke seluruh lapisan masyarakat, namun kenyataannya sering kali hanya kelas atas yang merasakan manfaat tersebut, sementara kelas bawah tetap miskin. Akibatnya, ketimpangan sosial tetap terjadi.
- Dampak Lingkungan
Kapitalisme sering kali mengabaikan dampak lingkungan dalam upaya memperoleh keuntungan maksimal. Perusahaan-perusahaan yang berorientasi pada profit cenderung mengabaikan kerusakan lingkungan, seperti polusi atau deforestasi, yang dihasilkan oleh aktivitas industri mereka. Masyarakat yang bergantung pada sumber daya alam untuk mata pencaharian, seperti petani atau nelayan, sering kali menjadi korban dari kerusakan lingkungan ini. Hal ini semakin memperburuk ketidakadilan karena mereka yang paling terdampak sering kali adalah mereka yang tidak memiliki cukup kekayaan atau akses untuk memperbaiki keadaan mereka.n masyarakat yang lebih adil dan berkelanjutan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H