Jamu tradisional sangat banyak macamnya di Indonesia. Bahkan banyak jamu tradisional asli Indonesia yang telah dikenal luas hingga keluar negeri. Salah satu yang cukup terkenal yaitu jamu mpon-mpon. Jenis jamu tradisional ini memang memiliki rasa yang sangat menyegarkan, jika sudah siap untuk diminum. Kesegaran dari minuman jamu tradisional empon-empon tersebut akan semakin terasa ketika disajikan dalam keadaan hangat.
Selain jamu empon-empon, ada berbagai jenis jamu tradisional lain yang memiliki manfaat sangat banyak. Memang, jamu identik akan manfaatnya yang digunakan sebagai cara pengobatan secara tradisional. Dengan mengonsumsi jamu tradisional tersebut, tentu menjadi cara alami yang dipercaya lebih aman bagi tubuh, karena jamu tidak diberi campuran bahan kimia lain yang berbahaya.
Bahan dasar pembuatan jamu tradisional tersebut berasal dari berbagai macam tumbuh-tumbuhan dan berbagai jenis bahan alami lainnya. Jamu sendiri sebenarnya sudah digunakan sejak zaman dahulu kala ketika penelitian mendalam pada bidang medis belum dilakukan. Berbagai ramuan jamu sudah banyak beredar dan dipercaya ampuh dalam mengobati berbagai macam penyakit. Namun, hingga saat ini jamu tradisional perlahan mulai kurang memiliki penggemar. Memang, banyak orang terutama anak muda yang masih kurang tertarik mengonsumsi jamu tradisional karena terlanjur mengira bahwa 'jamu rasanya pahit'. Padahal tidak semua jamu memiliki rasa yang demikian. Namun, memang jamu yang memiliki rasa pahit tersebut justru dipercaya memiliki khasiat yang lebih besar.
Empon-empon juga sudah lama digunakan masyarakat Indonesia sebagai bumbu masakan khas nusantara. Dipilihnya minuman kesehatan ini karena diyakini mampu meningkatkan stamina tubuh. Salah satu penilitian dari IPB membuktikan bahwa, jahe dan sereh bukan obat, tapi bisa meningkatkan daya imun tubuh, juga putih telur.
Kenapa banyak lansia yang terserang virus, karena ketahanan tubuhnya menurun. Jadi, kita tidak boleh capek dan stress. Pandemi corona juga menjadikan jamu tradisional naik daun, banyak dicari masyarakat. Peningkatan pesanan jamu nyatanya diikuti kenaikan harga empon-empon di pasaran. Badan Pusat Statistik 2018 menyebutkan, ada kenaikan luasan panen tanaman biofarmaka kelompok rimpang, seperti kunyit, laos, mahkota dewa, kejibeling, dan lidah buaya. Namun, ada pula yang mengalami penurunan luasan panen seperti jahe, dringo, kapulaga, mengkudu, serta sambiloto.
Potensi penanaman empon-empon maupun tanaman berkhasiat obat lainnya. Badan yang sehat akan memperkecil kemungkinan masuknya penyakit melalui virus, bakteri, maupun kuman. Orang yang terbiasa minum jamu, pasti daya tahan tubuhnya bagus.
Dengan memanfaatkan bahan yang ada, mahasiswa KKN MIT-DR XI Kelompok 26 membuat racikan jamu empon-empon yang kering. Bahan-bahan tersebut adalah jahe, kunyit, temulawak, kencur, serta sereh. Bahan-bahan tersebut awal mulanya dicuci bersih, kemudian dipotong-potong tipis-tipis, lalu dijemur beberapa hari hingga kadar airnya berurang dan kering. "Ujar Ayu Wulandari".
Kemudian setelah itu, jika jamu sudah kering, lalu dikemas dengan menggunakan plastik dan didistribusikan kepada warga setempat. Lantas, salah satu warga merasa sangat senang dan berterima kasih karena mendapatkan jamu tersebut. Karena kini harga bahan-bahan jamu empon-empon tersebut sangatlah melonjak drastis di pasaran.
"Jamu empon-empon ini sangatlah memiliki banyak khasiat untuk kesehatan tubuh dan telah lama dipercayai sebagai salah satu cara yang dapat meningkatkan imun". Ujar Ibu Pri, warga yang mendapatkan jamu empon-empon dari mahasiswa KKN MIT-DR XI kelompok 26. Selain itu jamu juga didistribusikan untuk santri Fadhlul Fadhlan Semarang. Ujar Indah Mutya, mahasiswa KKN MIT-DR XI kelompok 26 UIN Walisongo Semarang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H