Mohon tunggu...
Khoiron Fatoni
Khoiron Fatoni Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA

Hobi melukis membaca mengambar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Wisata Religi Gunung Kawi

6 November 2024   06:00 Diperbarui: 6 November 2024   06:19 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pesarean Gunung Kawi menjadi obyek wisata religi dan budaya terkenal di Kabupaten Malang. Lokasinya berada di selatan lereng Gunung Kawi, tepatnya di Jalan Pesarean, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang.

Di area pesarean ini, terdapat makam dua tokoh yang sangat melegenda bagi masyarakat Jawa maupun masyarakat Tionghoa, yaitu Eyang Njoego dan Eyang Raden Mas Iman Soedjono. Kedua tokoh ini memiliki kharisma yang hingga kini dikenang dan didoakan oleh masyarakat dari berbagai etnis dan budaya.

Eyang Njoego, atau yang juga dikenal dengan nama Kiai Zakaria II, adalah cicit dari Susuhunan Paku Buwono I, penguasa Keraton Mataram yang memerintah dari tahun 1705 hingga 1719. Ayah dari Kiai Zakaria II merupakan seorang ulama besar di lingkungan keraton pada masa itu, yang dikenal akan kebijaksanaan dan keteguhannya.

Eyang Njoego dan putra angkatnya, Raden Mas Iman Soedjono, adalah laskar dalam perang Diponegoro. Seperti pejuang-pejuang lain di masa kolonial, mereka turut berjuang melawan penjajahan Belanda.

Setelah Pangeran Diponegoro ditangkap oleh Belanda, Kiai Zakaria II mengganti namanya menjadi Eyang Sadjoego, atau disingkat Eyang Njoego, sebagai bentuk penyamaran agar dapat hidup sebagai rakyat biasa dan menghindari kejaran dari pasukan Belanda.

Dalam pengembaraannya, Eyang Njoego kemudian berhenti dan mendirikan padepokan di Desa Jugo, Kecamatan Sanan, Kabupaten Blitar. Setelah wafat, jenazahnya dibawa ke Wonosari, Kabupaten Malang, sesuai wasiatnya kepada para pengikut setia.

"Eyang Njoego meninggal pada Senin Pahing, tanggal 22 Januari 1871 di padepokannya. Jenazahnya kemudian dibawa dan dimakamkan di Desa Wonosari pada Rabu Wage, 24 Januari 1871," ujar juru bicara Yayasan Ngesti Gondo yang mengelola Pesarean Gunung Kawi, Alie Zainal Abidin, kepada detikJatim, Kamis (26/10/2023).

Pemakaman jenazah Eyang Njoego dilakukan secara Islam, yang dipimpin langsung oleh Raden Mas Iman Soedjono, pada Kamis Kliwon, 25 Januari 1871. Setelah pemakaman, tahlil akbar digelar pada malam harinya, dan hingga kini, tahlil rutin dilaksanakan di Pesarean Gunung Kawi pada malam Jumat Legi dan Senin Pahing, untuk mengenang hari wafatnya Eyang Njoego.

Lima tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1876, Raden Mas Iman Soedjono wafat dan dimakamkan di samping makam Eyang Njoego, melengkapi kehadiran kedua tokoh ini di Pesarean Gunung Kawi yang hingga kini masih ramai dikunjungi masyarakat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun