Berbicara tentang otak kadang jadi suatu hal yang membosankan. Namun tergantung dari sudut mana kita meneropongnya. Terasa mengasikkan, bila otak tidak dianggap sebagai tolak ukur kualitas seseorang sebagai manusia. Namun hanya sebatas seperti salah satu perangkat keras (hardware) komputer.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Salk Institute, jumlah rata-rata kapasitas otak manusia adalah 10 juta GB. Kepastian jumlah tepatnya tidaklah penting, yang pasti Tuhan itu Maha Adil gaes, kapasitas otak yang diberikan kepada kita pasti sama jumlah kuantitasnya.
Pintar, cerdas, bahkan genius sekalipun itu gimana kemampuan kinerja perangkat keras (otak) untuk menyimpan berbagai jenis informasi, isyarat, inspirasi, ilham dll., yang ditambah dengan seberapa besar usaha manusia mau memaksimalkan itu melalui proses Belajar.
Belajar tidak hanya ketika kita menjalani di lembaga pendidikan dengan periode tertentu, dan ditandai gelar kelulusan. Belajar memiliki cakupan pengertian yang sangat luas, bahkan dalam Islam, kewajiban menuntut ilmu sangat penting. Hingga ada kalimat mutiara arab :
”Carilah ilmu sejak dari buaian hingga ke liang lahat”.
Hal yang paling mendasar yang selalu ada dalam diri manusia untuk 'merangsang' pembelajaran adalah rasa kepo (rasa ingin tahu) yang obyek nya ada di sekitar kehidupan kita yaitu alam semesta.
By the way gojek, merasa paling 'pintar' itu gak keren banget dan menilai orang lain bodoh itu adalah perbuatan yang merugikan diri sendiri alias gak ada manfaatnya. Berikut sikap unfaedah tersebut harus dihindari :
1. Sumber Pengetahuan Absolut Dari Tuhan
Alam semesta adalah media pembelajaran paling lengkap dan terluas yang disediakan Tuhan untuk umat manusia. Manusia didesain untuk mampu "membaca" tanda-tanda dan mengungkapkan tabir rahasia dari ilmu pengetahuan-Nya.
pengetahuan Allah seperti lautan luas, bahkan jika ada manusia yang paling cerdas sekalipun, itu hanya seperti setetes air yang terbagi lagi dengan beberapa partikel kecil.