Mohon tunggu...
Siti Khoiriah Yasin
Siti Khoiriah Yasin Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance Writer

Di atas Langit, masih ada Langit.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Bebas Tanpa (K)otak

25 April 2020   04:52 Diperbarui: 26 April 2020   10:08 88
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemampuan manusia menghasilkan berbagai pertanyaan dan sepintas ide yang tiba-tiba muncul karena diilhamkan oleh sang maha sumber ilmu.

Amat sangat mungkin terjadi penurunan kualitas kemampuan tersebut, misal sering lupa bahkan ekstrimnya amnesia. Ketika peng-AKU-an terhadap ilmu mulai timbul dalam diri manusia,maka kuasa Tuhan layaknya tombol on/off.  

Hal itu pernah dialami oleh seorang ilmuwan fisika, Stephen Hawking. Dengan teori 'Big Bang' yang dianggapnya paling benar dan berani menyimpulkan bahwa Tuhan tidak pernah ada dan bukan pencipta alam semesta. Akibat kesombongannya itu menyebabkan kelumpuhan yang tiba-tiba menyerang sistem saraf otaknya.


 2. Otak Hanyalah Perangkat Alat Berpikir

 Sebagai perangkat, manusia hanya berupa rangkaian berbagai jenis komponen mesin. Semakin bertambah usia seseorang, pasti mengalami penurunan performa kinerja dari perangkat (otak) tersebut. 

Maka fungsi manusia sebagai makhluk sosial punya peranan penting. Setiap diri manusia punya keterbatasan dalam memaksimalkan perangkatnya, tidak ada di dunia ini manusia yang menguasai semua bidang disiplin ilmu beserta dengan sub dan cabang ilmu pengetahuan lainnya.

saya tidak malu untuk bertanya dan mengatakan tidak tahu.

Manusia terdiri dari komponen material (logika/otak) dan immaterial (kalbu/hati). Otak sebagai alat yang bersifat materi adalah meneliti, merumuskan dan menguji hal-hal yang eksplisit (jelas).

Sedangkan perangkat immaterial yaitu hati berasal dari pantulan cahaya ilmu dari hal-hal yang tersirat (rahasia/hakikat/makna) yang diperoleh melalui cara perenungan yang mendalam. 

Khusus untuk perangkat immaterial, tidak semua manusia bisa memperolehnya. Karena refleksi cahaya akan bersinar di tempat yang bersih dari segala sifat yang mencemari. 

Cermin yang buram mustahil dapat menerima pantulan sinar cahaya (kira-kira begitulah perumpamaan yang penulis coba persepsikan ...hehe).

3. Setiap Manusia Adalah UNIK

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun