Mohon tunggu...
khofi yati
khofi yati Mohon Tunggu... -

bismillah.....

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Dia Terlahir Bukan sebagai Media Meminta-minta

4 Januari 2011   09:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:58 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan pagi baru saja di mulai, seperti biasanya setiap hari minggu aku berjualan di SUNMOR (Sunday Morning) atau lebih jelasnya seperti pasar minggu pagi. Sepasang bola mataku terpusat di sudut jalan, kulihat seorang ibu dengan warna baju pinknya. Penampilannya sangat modis untuk ukuran ibu yang umurnya kira-kira sudah hampir setengah baya. Disini penulis tidak akan komentar tentang style ibu tadi, akan tetapi miris aku melihat seorang anak yang berada di depannya. Ia dengan penyakit Hidrosefalusnya, Hidrosefalus adalah kelainan patologis otak yang mengakibatkan bertambahnya cairan serebrospinal dengan atau pernah dengan tekanan intrakranial yang meninggi, sehingga terdapat pelebaran ventrikel.

Dengan ketidak berdayaannya ia ditidurkan di tepi jalan, di bawah terik sinar matahari, di bawah rintikan hujan dengan beralas karpet kecil, tanpa bantal, tanpa alas lain, hanya untukmemperoleh belas kasihan orang yang mau mengulurkan sebagian rizkinya. Sesekali orang yang merasa kasihan menaruh uang recehan hingga ribuan di mangkok kecil yang berada di samping tubuh anak kecil tersebut. Tak hanya satu kali atau dua kali, kulihat pemandangan seperti itu akan tetapi setiap minggu kulihat pemandangan seperti itu dengan orang yang sama, sungguh ironis. Anak yang tidak kuketahui namanya itu sesekali hanya mampu mengedipkan mata dengan berkala, kaki dan tubuhnya sangat kecil ibarat tulang yang hanya terbungkus oleh kulit.

Apakah karena faktor ekonomi?

Seorang ibu tega…dengan keadaan anaknya yang seperti itu di jadikan sebagai media meminta-minta. Terbesit dalam fikirku, “apa iya karena faktor ekonomi? Padahal ibu itu memakai sejumlah perhiasan” wallahua’lam….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun