Mohon tunggu...
Khofijatuzzahro
Khofijatuzzahro Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Ilmu Gizi

Ketika bunga mekar dengan indahnya, sama seperti ketika kita tersenyum dengan tulus dan ikhlas tanda bahagia. Ketika bunga mekar cerahnya, sama seperti ketika hari-hari yang sedang kita toreh dengan banyaknya keceriaan tanda bahagia. Hanya untuk satu tujuan Hanya untuk mimpi kehidupan Mimpi agar bisa berdiri tegak dengan indah dan menawannya bagaikan bunga. Mimpi yang akan membawa pelukan dan air mata haru tanda bahagia. Untuk langkah, untuk semangat dan untuk kebahagiaan

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Mengatasi Diare dengan Air Kelapa

15 Mei 2023   03:15 Diperbarui: 15 Mei 2023   07:28 134
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Air kelapa merupakan salah satu alternatif yang digunakan oleh masyarakat Indonesia dal hal mengobati beberapa penyakit, khususnya masyarakat Indonesia menggunakan air kelapa untuk dimanfaatkan untuk menangani diare.
Diare sendiri adalah gangguan saluran pencernaan yang ditandai dengan terjadinya peningkatan peristaltik usus, sekresi cairan, volume dan frekuensi buang air besar dengan konsistensi feses yang lunak dan cair (Kemenkes RI, 2019). Pengertian lain dari diare yaitu penyakit rangsangan buang air besar secara terus-menerus yang pada fesesnya mengandung air berlebih dan dengan feses yang tidak berbentuk atau cair dengan frekuensi lebih dari 3 kali dalam 24 jam (Zulkoni, 2010). Diare biasanya disebabkan oleh bakteri yang terkontaminasi dengan makanan atau minuman, kekurangan vitamin, kelainan sistem endokrin dan metabolisme, dan yang terakhir biasanya disebabkan oleh alergi pada makanan atau obat-obatan tertentu.

Diare merupakan penyakit yang tidak bisa dianggap sepele, penyakit ini menjadi masalah serius yang menjadi salah satu penyebab kematian bayi dan balita yang ada di Indonesia dan negara-negara berkembang lainnya. Hal ini lah yang mendasari masyarakat Indonesia untuk menggunakan air kelapa sebagai alternatif pengganti obat-obatan sintetik dalam mengatasi diare, penggunaan obat sintetik sering kali menimbulkan efek samping seperti mual, muntah, mengantuk, mulut kering dan pusing. Sehingga mendorong untuk mencari alternatif lain dalam mengobati diare yang tidak menimbulkan efek samping atau yang hanya memberikan efek samping lebih sedikit, yaitu dengan kembali ke alam atau menggunakan obat tradisional. Penggunaan obat tradisional masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia baik di daerah pedesaan hingga perkotaan. Dalam membantu penyembuhan diare masyarakat percaya bahwa air kelapa mengandung zat yang dapat menyembuhkan penyakit diare tersebut, kelapa (Cocos nucifera L) adalah buah tanaman tropis yang terdiri dari daging dan air di dalamnya. Sejak zaman dahulu masyarakat sudah menggunakan tanaman kelapa untuk menyembuhkan berbagai penyakit, contohnya rebusan daun kelapa digunakan untuk mengatasi muntah-muntah, daging buah kelapa dapat mengobati cacingan. Air kelapa
bermanfaat sebagai penawar racun, demam dan gangguan saluran kencing. Akar kelapa yang direbus bermanfaat untuk mengobati sakit tenggorokan (Dalimartha, 2008). Tidak hanya penyakit diare saja yang bisa diatasi dengan menggunakan tanaman kelapa, akan tetapi banyak penyakit lain yang bisa diatasi dengan memanfaatkan tanaman kelapa ini. 

Kelapa merupakan buah yang mengandung banyak sumber nutrisi, dan salah satu kandungan dalam buah kelapa adalah senyawa tanin. Senyawa tanin membantu mencegah diare, tanin dapat mengurangi intensitas diare dengan mengecilkan lapisan usus dan mengecilkan pori-pori, mencegah sekresi cairan dan elektrolit (Clinton C, 2009).
Sifat zat tanin membuat usus kecil lebih kuat. Senyawa kimia stimulan yang menyebabkan diare, toksin bakteri dan diare Minyak Jarak Oleum. Beberapa referensi lain menjelaskan tentang efek antidiare yaitu senyawa alkaloid
dan kandungan flavonoid pada daun daging giling dapat berfungsi sebagai obat antidiare yaitu alkaloid, yang bekerja dengan menghambat pertumbuhan Salmonella typhimurium diketahui merupakan salah satu mikroorganisme penyebab diare (Ahmadu et al., 2007). Mekanisme kerja flavonoid didasarkan pada penghambatan kematian usus untuk mengurangi cairan dan elektrolit (Nijveldt et al., 2001). Jika kita melihat mekanisme kerja masing-masing obat di seluruh literatur, Senyawa yang dapat digunakan untuk mengatasi diare pada bakal kelapa adalah tanin, alkaloid dan flavonoid. 

Kesimpulannya bahwa air kelapa dapat mengatasi diare, dan dapat menjadi alternatif pengganti obat-obatan sintetik dalam menangani masalah diare, karena buah kelapa mengandung senyawa tanin yang bermanfaat untuk menghambat pertumbuhan Salmonella typhimurium diketahui merupakan salah satu mikroorganisme penyebab diare. 

Sumber 

Ahmadu, A. A., Zezi, A. U., & Yaro, A. H. (2007). Anti-diarrheal activity of the leaf extracts of Daniellia Oliveri hutch and Dalz (Fabaceae) and ficus sycomorus Miq (Moraceae). African Journal of Traditional, Complementary and Alternative Medicines, 4(4), 524--528. https://doi.org/10.4314/ajtcam.v4i4.31246

Clinton C, N. (2009). Plant tannins: A novel approach to the treatment of ulcerative colitis. Natural Medicine Journal, 2.

Dalimartha, S. (2008). Atlas Tumbuhan Obat Indonesia (Jilid 5). Jakarta: Pustaka Bunda.

Kemenkes RI. (2019). Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.

Mulyani, Y. w. T., Samsuar., Rokiban, A., Putu, S. (2021). EFEK ANTIDIARE FRAKSI ETANOL BAKAL BUAH KELAPA (Cocos nucifera L.) TERHADAP MENCIT PUTIH (Mus musculus) . SNPPM-3 (Seminar Nasional Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat). ISBN 978-623-90328-7-6. Diakses pada tanggal 8 Mei 2023, dari:
https://repository.ummetro.ac.id/files/artikel/3278.pdf

Nijveldt, R. J., Van Nood, E., Van Hoorn, D. E. C., Boelens, P. G., Van Norren, K., & Van Leeuwen, P. A. M. (2001). Flavonoids: A review of probable mechanisms of action and potential applications. American Journal of Clinical Nutrition, 74(4), 418--425. https://doi.org/10.1093/ajcn/74.4.418

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun