Mohon tunggu...
Khofifatul Marufa
Khofifatul Marufa Mohon Tunggu... Mahasiswa - khofifatul ma'rufa

teruslah berkarya

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Digitalisasi Menurunkan Budaya Literasi Pelajar oleh Khofifatul Ma'rufa

30 Juni 2022   20:46 Diperbarui: 20 Juli 2024   07:00 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Digitalisasi adalah proses perubahan media dari bentuk cetak menjadi bentuk media digital seperti televisi, handphone yang di dalamnya memuat sebuah artikel ataupun berita yang akan disampaikan. Sedangkan literasi adalah budaya membaca sekaligus memahami inti dari sebuah artikel ataupun materi, dimana budaya literasi ini wajib dimiliki oleh para pelajar.

Saat ini, digitalisasi diterapkan hampir di seluruh jenjang sekolah untuk kelangsungan kegiatan belajar mengajar. Bahkan, pada jenjang sekolah pendidikan anak usia dini sudah menerapkan pembelajaran dengan media digital. Dengan diterapkanya sistem pembelajaran daring ini tanpa dibekali pengetahuan akan pengoperasian media digital maka kegiatan belajar mengajar akan terhambat.

Berkaitan dengan budaya literasi, mengingat budaya literasi di Indonesia yang tergolong rendah. Berdasarkan survei yang dilakukan Program for International Student Assesment yang dirilis Organization for Economic Coperation and Devekopment (OECD) pada 2019. 

"Tingkat literasi Indonesia pada penelitian di 70 negara, Indonesia berada pada nomor urut 62 dari total keseluruhan". Hal ini disampaikan oleh Menteri Dalam Negeri Suhajar Diantoro pada Rapat Koordinasi Nasional bidang perpustakaan pada tahun 2021.

Hal ini menggambarkan bahwa tingkat literasi di Indonesia sangat rendah terutama pada tingkat pelajar. Dimana telah tersedia berbagai buku-buku ataupun jurnal yang didalamnya terdapat muatan akademik ataupun non akademik. Tetapi para pelajar ini enggan untuk membaca media tersebut. Tentu menjadi persoalan yang harus segera terentaskan dengan berbagai kebijakan.

Saat ini keadaan di Indonesia berubah secara drastis akibat adanya pandemi Covid-19. Sehingga terjadi transformasi digital secara cepat. Keadaan ini memberikan dampak yang besar terutama pada aspek pendidikan. Dimana seluruh kegiatan belajar-mengajar dilakukan secara daring atau menggunakan media digital. Ketidaksiapan keadaan dirasakan oleh peserta didik, guru, lembaga pendidikan sekaligus orang tua dari peserta didik. Kesiapan akses media, kesiapan materi, dan termasuk tingkat budaya literasi.

Budaya literasi pelajar di Indonesia sudah semakin rendah dikarenakan kurangnya minat baca masyarakat terutama pada pelajar. Dengan adanya perbahan sistem belajar mengajar tentu juga merubah media pembelajaran. Kegiatan belajar mengajar yang tadinya dilakukan secara tatap muka menjadi dilakukan melalui media elektronik. Sebagian wali murid pun juga memberikan tanggapan yang merujuk pada ketidaksiapan pelaksanaan belajar secara daring. Dimana akses perangkat dan pemahaman akan penggunaan media yang tidak begitu mumpuni.

Hal ini tentu memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap budaya literasi pada kalangan pelajar. Materi yang seharusnya didapatkan oleh peserta didik melalui media buku yang harus dibaca dan dimiliki dan disampaikan oleh seorang tutor sehingga memberikan kebebasan terhadap peserta didik untuk bertanya terkait materi yang tidak faham.

Saat ini media ajar yang digunakan sudah tidak menggunakan buku atau media cetak lagi. Melainkan bentuk soft file (PPT, PDF, word) ata bahkan sebagian guru hanya memberikan link yang mengarahkan siswa ke sebuah web. Tentu hal ini menjadikan presepsi peserta didik yang malas untuk mengikuti pembelajaran atau membaca materi. Bahkan media materi yang disampaikan guru melalui soft file hanya tersampaikan ke perangkat saja, tetapi tidak tersampaikan pada aspek pemahaman peserta didik. Hampir keseluruhan sekolah belum memiliki cara yang efektif terkait kesiapan guru dan peserta didik dalam menghadapi era digitalisasi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun