Mohon tunggu...
Khofifah Tania
Khofifah Tania Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Seorang mahasiswa jurusan Sastra Indonesia, saat ini berstatus mahasiswi semester 1

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Apakah Perkembangan Media Sosial Memberi Dampak pada Nilai-Nilai Pancasila?

17 Desember 2022   09:22 Diperbarui: 17 Desember 2022   09:45 105
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Seperti yang kita ketahui di Era digital ini semakin banyak perubahan yang terjadi. Sebagian besar kaum milenial dan generasi z terkhususnya para remaja dan pemuda pemudi yang gemar bermain media sosial. Arus perkembangan di media sosial ini dapat memengaruhi kehidupan sosial masyarakat, bisa ke arah negatif maupun positif. Media sosial merupakan sebuah media dimana para pengguna tersebut dapat bersosialisasi, berbagi dan mendapatkan informasi, serta sebagai tempat untuk seseorang mengekspresikan diri mereka dengan jangkau yang tidak terbatas.

Media sosial sangatlah beragam. Setiap platform media sosial memiliki fungsi yang berbeda-beda. Contohnya berupa platform media social TikTok serta Twitter. Tiktok merupakan sebuah jaringan sosial serta platformdimana pengguna dapat mengunggah video pendek mereka melakukan berbagai hal (menari, menyanyi, video lucudan masih banyak lagi). Sedangkan Twitter merupakan layanan jaringan sosial dimana penggunanya dapat memposting dan berinteraksi dalam bentuk pesan (atau disebut "tweet").Media sosial juga dapat diakses dengan mudah kapanpun serta dimanapun oleh siapapunapabila tersedia sinyal yang baik (Mutiawati, 2018).

Salah satu dampak negatifnya yaitu munculnya berita hoax atau berita-berita bohong, juga konten yang mengandung ujaran kebencian dan keluar dari dasar nilai-nilai Pancasila di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Seperti dilansir kominfo.go.id, ada sekitar 800.000 situs penyebar hoax di Indonesia.

"Data Kemenkominfo menyebutkan bahwa ada sekitar 800.000 situs di Indonesia yang telah terindikasi sebagai penyebar informasi palsu," kata jenderal berbintang dua itu.

1. Dampak negatif perkembangan media sosial pada salah satu nilai Pancasila

Bahaya berita hoax paling banyak menyebar pada generasi muda, selain rentan karena jiwa mudanya, berita hoax dapat melemahkan dan menyesatkan nilai-nilai Pancasila. Berita hoax berhasil membuat rasa kebencian terhadap kesatuan dan persatuan bangsa, hal ini mempengaruhi nilai Pancasila pada sila ke-3 yang berbunyi "Persatuan Indonesia" berdasarkan Jurnal Persatuan dan Kesatuan oleh Artha Dwi Shafira, makna kesatuan dan persatuan bagi bangsa Indonesia adalah bersatunya bermacam-macam perbedaan yang meliputi suku, agama, bahasa, maupun kebudayaan adat istiadat yang ada di Indonesia. 

Contoh yang terjadi di media sosial saat ini seperti hal yang sedang viral di media sosial yang berisi video tentang pengungkapan atau ajakan kepada wanita-wanita agar memakai hijab, karena sudah menjadi aturan wajib di agama islam, tanpa menghargai jika wanita di Indonesia bukan hanya ada yang beragama Islam saja ada pula dari agama lain, di video itu juga mengungkapkan wanita yang memakai baju pendek atau celana pendek disebut tidak sopan, padahal pada penilaian nilai Pancasila sila ke-3 sangat menghargai perbedaan dan menjunjung tinggi nilai persatuan.

Namun di satu sisi perkembangan media sosial terbukti ampuh memviralkan atau mempopulerkan isu-isu kebangsaan, seperti fenomena tagar #HargaiPerbedaan #Bersatukitateguhberceraikitaruntuh yang di buat saat menyambut hari-hari besar Nasional

2. Dampak positif perkembangan media sosial pada nilai Pancasila

Perkembangan media sosial juga mendorong kaum milenial dan generasi z atau para generasi muda aktif menyuarakan opininya, dan ikut mengawal proses demokrasi. Seperti contohnya seorang mahasiswa yang menyuarakan pendapatnya mengenai perubahan pasal-pasal, dan solusi bagi para mahasiswa yang ikut berdemokrasi agar tetap tenang dan tidak rusuh, apalagi sampai menghancurkan fasilitas umum.

Pada era digital ini, media sosial dapat menjadi metode efektif untuk mengamalkan nilai-nilai pancasila bagi kaum milenial dan generasi z agar nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya tidak hilang. Contohnya adalah adanya tokoh influencer di media sosial sebagai media untuk mengenalkan nilai Pancasila sehingga pemaparan nilai pancasila bersifat fleksibel dan tidak memaksa generasi muda, seperti menggurui karena tokoh influencer pada saat ini sering menjadi contoh bagi generasi di era digital ini.

Dapat disimpulkan dampak dari media sosial dapat mendatangkan kebaikan, sebaliknya juga mendatangkan hal buruk. Sebagai masyarakat yang bertanggung jawab dan patuh, mari kita semua menyaring informasi yang ada dengan tidak termakan berita hoax dan membaca atau melihat berita dengan cermat juga dapat melalui prinsip-prinsip Pancasila, yaitu :

1. Ketuhanan Maha Esa (kebebasan beragama),

2. Kemanusiaan yang Adil dan Beradab (adil sejak dipikiran dan dilaksanakan dengan cara yang beradab),

3. Persatuan dan Kesatuan (tidak memecah belah),

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan Perwakilan (terbuka akan dialog), serta

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia (terbukanya kesempatan yang sama bagi setiap orang).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun