SUB BAB I "SPRITUALITAS YANG MENCERAHKAN"
Manusia semakin bersikap hedonis, konsumtif menuntut pemenuhan-pemenuhan yang tidak bisa diabaikan. Masyarakat makin materialistik, segala sesuatu diukur dengan kebendaan, berpartisipasi dalam pemilu harus ada uang, mengurus sesuatu harus pakai uang pelicin, tiada uang urusan tidak selesai, sehingga proses hidup ini dijalani sekedar untuk memenuhi kebutuhan materi. Karenanya setiap individu memiliki semangat luar biasa untuk menggapainya. Persaingan untuk mendapatkan akses material terjadi di semua aspek kehidupan. Materi telah menjadi Tuhan baru atau Tuhan kedua bagi manusia, maka jika tidak mampu mendapatkannya dia beranggapan bahwa dunia itu hampa, tidak berarti. Endapan masalah ini menjadi tekanan yang semakin memberatkan jika tidak ada solusinya.
Upaya yang perlu dilakukan oleh masyarakat, pertama, meningkatkan kepeduliaan terhadap kelompok masyarakat marginal, baik secara ekonomi, akses politik maupun akses dakwah islamiyah maupun misi agama yang ada. Kedua, tingkatkan ukhuwah islamiyah yang dapat menyentuh pada persoalan yang dibutuhkan masyarakat secara mendasar tidak hanya berkutat pada masalah furu'iyah tetapi sampai pada substansi pengamalan ajaran agama pemberdayaan ekonomi umat dan dalam bidang pengentasan dari kemiskinan, pemenuhan kebutuhan spiritual. Ketiga, kembali kepada ajaran sumber yaitu Alquran dan Hadits sebagai rujukan dalam kehidupan bermasyarakat, beragama sehingga akan mendapatkan tuntunan hidup yang sesuai dengan sumber ajaran Islam tersebut, jika sudah keluar dari dua sumber tersebut kemungkinan tersesat sangat besar. Keempat, perlu adanya upaya untuk selalu menyamakan persepsi terhadap masalah teologi maupun dalam aksi sosial kemanusiaan, sehingga setiap ada masalah akan segera diatasi bersama dalam rangka menjaga dinamika dan iklim harmoni di tengah masyarakat. Kelima, sudah saatnya setiap ormas keagamaan jangan merasa lebih dari ormas lain sehingga bertindak arogan dan berusaha meniadakan yang lain tanpa adanya tabayun dan saling menjelaskan klarifikasi.
Analisis Yuridis Normatif
Analisis yuridis normatif mengenai perilaku manusia yang semakin bersikap hedonis dan konsumtif melibatkan pemeriksaan prinsip-prinsip hukum, etika, dan nilai-nilai sosial yang berkaitan dengan perilaku tersebut. Dalam banyak sistem hukum, konsep seperti kebijakan publik, moralitas, dan kesejahteraan sosial menjadi dasar untuk mengevaluasi dampak dari perilaku hedonis dan konsumtif.
Secara normatif, pengkajian juga dapat melibatkan penilaian terhadap dampak jangka panjang dari perilaku konsumtif terhadap individu, keluarga, dan masyarakat secara keseluruhan. Hal ini melibatkan pertimbangan terhadap isu-isu seperti utang pribadi, kesejahteraan anak-anak, dan ketidakseimbangan sosial yang dapat timbul akibat perilaku hedonis dan konsumtif.
Pentingnya analisis ini adalah untuk memahami konsekuensi hukum dan etika dari perilaku konsumtif, serta untuk merumuskan kebijakan yang memadai dan efektif guna melindungi masyarakat dari dampak negatifnya.
Analisis Yuridis Empiris
Analisis yuridis empiris mengenai perilaku manusia yang semakin bersikap hedonis dan konsumtif melibatkan pengumpulan data empiris untuk memahami pola perilaku, tren konsumsi, dan dampak sosial ekonomi dari perilaku tersebut dalam masyarakat. Pendekatan ini memungkinkan peneliti untuk mengidentifikasi sejauh mana perilaku konsumtif telah mempengaruhi masyarakat dan sistem hukum.
Studi empiris dapat melibatkan survei, wawancara, observasi lapangan, dan analisis data statistik untuk mengumpulkan informasi tentang pola konsumsi, tingkat utang, perubahan gaya hidup, dan dampak terhadap kesejahteraan individu dan keluarga. Data ini dapat membantu mengidentifikasi tren perilaku konsumtif, faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dampaknya terhadap kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakat.
Selain itu, studi empiris juga dapat memeriksa efektivitas kebijakan yang telah diterapkan untuk mengatasi perilaku konsumtif, seperti regulasi terkait iklan, perlindungan konsumen, atau program-program pendidikan keuangan. Dengan menganalisis data empiris, peneliti dapat mengevaluasi apakah kebijakan-kebijakan ini telah berhasil atau memerlukan penyesuaian untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat yang semakin bersikap hedonis dan konsumtif.
Hasil dari analisis yuridis empiris ini dapat memberikan wawasan yang lebih mendalam kepada pembuat kebijakan dan penegak hukum tentang dampak nyata dari perilaku konsumtif dalam masyarakat. Data empiris yang kuat dapat membantu merancang kebijakan yang lebih efektif dan solusi yang lebih tepat sasaran untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh masyarakat yang mengalami peningkatan perilaku konsumtif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H