Mohon tunggu...
khofifah nauvalina
khofifah nauvalina Mohon Tunggu... Administrasi - MAHASISWA UNIVERSITAS PELITA BANGSA

MENDENGARKAN MUSIK DAN PEKERJA KERAS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Metode Just In Time hingga Saat Ini

30 Oktober 2022   00:11 Diperbarui: 30 Oktober 2022   00:13 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkembangan Metode Just In Time Hingga Saat Ini

Sebelum adanya metode Just In Time (JIT) bisnis manufaktur  dalam mengatur jadwal produksinya berdasarkan dugaan kebutuhan di masa yang akan datang, padahal sistem ini memiliki resiko kerugian yang sangat tinggi dimana sistem nya stok barang. Oleh karena itu dalam perkembangannya munculah metode Just In time

Metode Just In time pertama kali dikembangkan oleh Mr Taiichi Ohno  mantan presiden direktur Toyota Company dimana beliau melakukan inovasi terhadap pemborosan terhadap bahan baku, tempat, tenaga kerja, waktu dan biaya.  Karena keberhasilan metode just in time dalam menekan jumlah biaya produksi   banyak perusahaan manufaktur lain yang mengadopsi metode ini.

Just In Time adalah sistem produksi untuk mengurangi biaya, pengerjaan yang efisien dan memperoleh kualitas sesuai dengan yang diinginkan perusahaan. Sistem just In Time dibuat untuk mengurangi pemborosan karena over production, excess inventory dana waiting . Prinsip prinsip dasar dalam metode just ini time ini adalah terciptanya sistem produksi yang terjadwal dan sesuai dengan pesanan, produksi dilakukan dalam jumlah lot, meminimalisir pemborosan ( scrap, waiting time, overproduction ), Perbaikan aliran produk secara terus menerus, terus meningkatkan kualitas produk dan mengurangi segala bentuk ketidakpastian.

Just In Time memiliki proses yang sederhana yaitu barang akan dibuat ketika menerima order dalam jumlah tertentu dengan mekanisme kerja sebagai berikut :

  • Perusahaan menerima orderan dalam jumlah tertentu, kemudian intruksi untuk memulai produksi diberikan kepada line produksi
  • Line produksi menerima supply suku cadang dari production control sesuai  dengan jumlah barang yang diperlukan.
  •  Line produksi akan mengganti barang yang digunakan dengan suku cadang dalam jumlah yang sama dari proses sebelumnya

Jadi untuk mempertahankan keberlangsungan metode ini perusahaan harus terus meningkatkan kualitasnya agar dapat bersaing dengan perusahaan yang lain,selain itu dalam pengiriman barang harus tepat waktu sesuai orderan yang dipesan. Hal ini dapat berpengaruh terhadap kepercayaan customer terhadap perusahaan. 

Terimakasih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun