Mohon tunggu...
Khofifah khoerunnisa112
Khofifah khoerunnisa112 Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Informatika dan bisnis indonesia

_

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Hambatan Tak Menjadi Penghalang Mahasiswa Ini Berjuang Bangkit dari Sakit dan Gapai Prestasi

1 Mei 2023   10:56 Diperbarui: 1 Mei 2023   11:01 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi wawancara bersama mita melinda.

"aku inget banget waktu itu temen ngajak main tapi akunya sakit, trus aku bilang, aku kalau sakit suka lama harus bener- bener istirahat dan ga ikut aktivitas apa-apa" ungkapnya.

Namun ketika ia mengucapkan kalimat itu, entah itu sugesti atau memang sudah seharusnya ia sakit. Tetapi kalimat itu menjadi kenyataan, ia sakit dan benar- benar harus istirahat total.

Mita juga mengungkapkan ketika detik-detik akan menjelang Ujian tengah semester ia mulai sehat walaupun hanya 50%. Dan ia pergi untuk menonton film marvel spiderman no way home yang tayang di boskop. Dalam keadaan yang belum sembuh total ia dan temannya pergi ke salah satu mall disana dari jam 1 siang sampai jam 10 malam, dia tak ingat bahwa tubuhnya belum sepenuhnya sembuh.

Dari sanalah ia mulai bener-benar drop. Nilai uts nya turun semua, ia tidak bisa mengikuti kegiatan apapun karna orangtuanya sudah melarang. Di lain sisi ia sudah mengatur banyak planning untuk masa depan. Dan salah satu planningnya yaitu mengikuti program pertukaran pelajar. Ia sudah berencana mengikuti program pertukaran pelajar ke aceh, namun karna kondisinya yang sudah jatuh sakit, ia jadi tidak bisa mengikuti program tersebut, dan ia harus fokus pada penyembuhan nya terlebih dahulu.

Mita mengungkapkan selama ia sakit, ia benar-benar menahan semuanya, mulai dari sakit pada mentalnya, fisiknya, Dan menghadapi rintangan yang sangat rumit, ia beberapa kali pergi ke dokter minum obat secara terus menerus, sampai ia haus di suntik, namun tidak ada hasil apapun, ia tetap tidak sembuh.

Dan akhirnya ia di larikan ke UGD menjalani setiap prosedur yang dilakukan oleh rumah sakit, hingga ia melihat hasil rongsen yang menyatakan bahwa ia menderita sakit paru-paru, namun tak sampai di situ ia juga menderita penyakit magh yang parah, dan juga tifus, seharusnya dari dulu ia sudah harus menjalani perawatan di rumah sakit. Namun ia malah melawan tifus itu sendiri tanpa bantuan infus.

Ia mengatakan ia bukannya tidak mau untuk pergi kerumah sakit namun ia masih berfikir positif bahwa ia akan sembuh dari penyakit yang ia derita. Tetapi karna orang tuanya yang khawatir dengan kondisinya yang tidak sembuh juga akhirnya orang tuanya membawa ia kerumah sakit dan di rawat selama 4 hari. Namun ketika ia sudah keluar dari rumah sakit ia sakit lagi,dokternya mengatakan itu bukan hal yang membahayakan justru sakit ini pertanda bahwa ia akan sembuh dari penyakit yang di deritanya.

Namun ditengah ia tengah berjuang melawan penyakitnya ia juga kebingungan dengan kuliahnya, dimana waktunya ia ujian tengah semester namun ia tidak bisa mengikutinya karna kondisinya yang memang tidak bisa berbuat apapun.

" Waktu itu deadline ujian tinggal seminggu lagi, tapi aku belum ngerjain ujian yang udah dikasih dari dosen, akhirnya mamah aku mutusin buat keluar dari kampus dan fokus untuk penyembuhan aku pada saat itu". Ujarnya

Pada saat itu ia sudah menyerah tak mau kuliah karna ia berfikir orangtuanya sudah mengeluarkan banyak biaya. ia berniat untuk mencari pekerjaan, dan melupakan soal apapun tentang kuliah, tetapi di tengah kebingungannya ia juga berfikiri bahwa ia ingin menjadi orang besar, ia ingin menunjukan pada keluarganya bahwa anaknya bisa membawa perubahan besar untuk kelurganya. Namun pada akhirnya ayahnnya memberikan nasihat bahwa ia harus mementingan pendidikan. Dan dari situ ia merubah ulang planning yang ia buat.

Dia mencari tahu apa saja yang harus di persiapkan untuk kuliah, ia mencari tahu tentang prodi ilmu komunikasi, khususnya jurnalistik, karna ia senang menulis dan ia sangat ingin menjadi penulis, ia mengungkapkan bahwa ia ingin menjadi seorang penulis novel atau pun berita, tetapi lebih bagus lagi jika ia menjadi penulis skenario film. Kemudian secara diam-diam ia menulis ulang planning di hanphonenya, dan ia akan melakukan semua planning yang telah ia buat ketika ia sudah sembuh nanti. Ia juga menulis seperti jadwal harian yang sibuk namun kali ini ia tak akan melupakan untuk menjaga kesehatan dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun