Paskah atau yang biasa disebut easter dalam bahasa inggris. Easter berasal dari bahasa Jerman Eostre yang merujuk pada dewi musim semi dan kesuburan yang telah memberikan pengorbanan pada masa passover. Bagi umat kristiani paskah merupakan peringatan kebangkitan Yesus Kristus dari kematian-Nya di hari ketiga setelah disalibkan yang memberi arti bahwa kebangkitan Yesus merupakan kehidupan yang kekal.
Paskah merupakan perayaan yang dirayakan di hari minggu pertama setelah bulan purnama pertama atau sesudah titik bulan semi yang biasanya jatuh pada bulan april. Perayaan paskah bisa dilakukan oleh seluruh umat kristiani tanpa terkeceuali, termasuk bagi anak berkebutuhan khusus. Artikel ini akan membahas lebih lanjut mengenai perayaan paskah bagi anak berkebutuhan khusus dengan hambatan pendengaran atau tunarungu.
Secara umum anak tunarungu merupakan anak yang memiliki hambatan dalam pendengaran, baik ringan maupun berat. Tin Suharmini (2009: 35) mengungkapkan tunarungu bisa diartikan sebagai keadaan dari seorang individu yang mengalami kerusakan pada indera pendengaran sehingga menyebabkan tidak bisa menangkap berbagai rangsang suara, atau rangsang lain melalui pendengaran.
Bagi anak tunarungu paskah merupakan kegiatan yang sangat menyenangkan karena bisa berkumpul dan bermain bersama teman. Tak terkecuali di Sekolah Luar Biasa (B) YPTB atau yang dikenal sebagai SLB - B Kota Malang yang merupakan sekolah khusus bagi anak yang memiliki hambatan pendengaran atau “Tunarungu”. Pada kegiatan ini terdapat 4 siswa tunarungu yang merayakan paskah pada tanggal 9 April 2023 bersama dengan mahasiswa Pendidikan Luar Biasa Universitas Negeri Malang dan guru agama katolik SLB - B YPTB. ‘’Kami merayakan paskah diawali dengan ibadat singkat bersama’’ ujar salah satu mahasiswa yang mendampingi kegiatan paskah tersebut.
Tentunya kegiatan ini menjadi pengalaman yang mengesankan bagi siswa maupun guru, karena perayaan ini memuat aktivitas yang menyenangkan namun tetap memuliakan Yesus Kristus. Kegiatan menarik yang dapat dilakukan oleh anak tunarungu di SLB - B YPTB ini, bisa saja menjadi refrensi bagi para pembaca yang juga ingin merayakan hal serupa.
1. Menghias telur paskah
Telur disimbolkan sebagai awal musim semi dimana tanaman mulai tumbuh, bunga bermekaran, dan suasana yang gembira dimana hari paskah selalu bertepatan dengan awal musim semi. Menghias telur paskah menjadi kegiatan yang menarik bagi anak tunarungu, karena mereka dapat menuangkan semangat menyambut paskah dengan ide dan kreativitas dalam menghias telur guna memaknai paskah pada tahun ini.
2. Membuat dekorasi paskah dari kertas
Kegiatan menyenangkan yang dapat dilakukan bagi anak tunarungu dalam merayakan paskah adalah membuat dekorasi sederhana dari kertas. Kertas yang dibutuhkan dapat berupa kertas origami,kertas craft,maupun kertas polos. Melalui kegiatan ini anak-anak diberi kebebasan untuk membuat dekorasi sekreatif mungkin. Anak tunarungu sangat senang dalam kegiatan ini karena anak akan cenderung fokus dan menikmati kegiatan sehingga mereka tidak mudah bosan dalam merayakan paskah.
3. Bernyanyi bersama
Walaupun anak tunarungu memiliki keterbatasan dalam mendengar dan berbicara, hal ini tidak menghalangi anak untuk bersuka cita paskah melalui nyanyian. Dalam perayaan paskah di SLB B YPTB anak diajak untuk bernyanyi bersama melalui lagu ‘Yesus bangkit dan menang’. Awalnya guru akan menuliskan lirik lagu pada papan tulis, kemudian perlahan-lahan guru membimbing anak untuk mengikuti lirik dan tempo lagu. Setelah beberapa kali latihan, kami semua menyanyi diiringi tepuk tangan dan bahasa isyarat.
4. Memaknai kebangkitan Yesus melalui film
Selain kegiatan diatas, kegiatan yang dapat dilakukan dalam merayakan paskah bersama anak tunarungu yaitu menonton film bertema kebangkitan Yesus. Dalam kegiatan ini guru bisa turut serta dalam memutarkan film yang berjudul “Son of God” Anak tunarungu dapat memahami dan memaknai kebangkitan Yesus melalui film tersebut karena di dalamnya terdapat kisah-kisah Yesus bersama para muridNya sampai Yesus mati dan bangkit di kayu salib.
Guru yang mendampingi kegiatan paskah ini, Bu Arini sangat mengapresiasi kegiatan paskah pada tahun ini karena sebelumnya di SLB-B YPTB tidak pernah merayakan kegiatan paskah dengan berbagai kegiatan seperti ini. Diharapkan melalui kegiatan ini para siswa tunarungu diajak untuk tetap rukun,bersemangat dalam pelayanan baik di gereja maupun di lingkungan. ‘’Kegiatan paskah tahun ini sebagai ungkapan semangat dan syukur atas kehidupan serta mengajak kita smeua untuk memaknai kebangkitan Yesus dalam kegiatan yang penuh sukacita.’’ kata Bu Arini.
Tidak hanya itu, orang tua dari masing-masing siswa juga tampak antusias dalam men-support anak-anaknya dalam merayakan paskah di sekolah. Melalui kiriman makanan yang beragam, kegiatan paskaah di SLB-B YPTB ditutup dengan makan bersama atau dalam istilah jawa bancak’an. Para siswa sangat senang karena bisa menikmati hidangan bersama teman-teman dengan bersenda guraudan berbagi pengalaman paskah yang pernah dialami. Kegiatan ini sebagai simbolis rasa kekeluargaan dan kebersamaan bersama siswa,mahasiswa,guru, dan orang tua dalam perayaan paskah pada tahun ini.
