Penuaan merupakan suatu proses yang tidak dapat dihindari oleh siapaun. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya telah mencapai lebih dari 60 tahun (Strategi Nasional Kelanjutusiaan, 2021). Lanjut usia atau sering disingkat dengan lansia merupakan tahapan terakhir dalam perkembangan pada kehidupan manusia dimana individu yang memasuki usia 60 tahun sampai hampir mencapai 120 atau bahkan 125 tahun (Wiliyanarti, 2018).
Lansia merupakan seseorang yang memiliki usia lebih dari 60 tahun dan mengalami perubahan alami secara fisiologis dan biokimia pada tubuhnya sehingga memberikan dampak terhadap fungsi dan kemampuan tubunya secara keseluruhan (Setiyorini & Wulandari, 2018).
Menua bukan suatu penyakit, akan tetapi sebuah proses yang berangsur mengalami perubahan dimana adanya proses penurunan pada daya tahan tubuh dalam meghadapi rangsangan dari dalam ataupun luar tubuh (Sitanggang et al., 2021).Â
Hal tersebut menjelaskan bahwa proses penuaan pada seseorang akan memberikan dampak pada berbagai aspek dalam kehidupan, baik itu aspek sosial, ekonomi maupun aspek kesehatan. Melihat dari aspek kesehatan, kelompok lansia akan mengalami penurunan status kesehatan (Kurtubi, 2022). Dimana individu yang telah memasuki fase lanjut usia akan mengalami kemunduran secara fisik mupun mental. Kemampuan fisik lansia akan mengalami kelemahan seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan psikologinya juga melemah akibat pengaruh dari penuaan (Kurniawan, 2021).
Kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-harinya, sehingga dalam melakukan aktivitasnya lansia memiliki keterbatasan yang berpengaruh terhadap kemandirian dan membuat dirinya menjadi bergantung kepada orang lain (Orizani, 2023). Selain itu, keterbatasan akan membuat lansia jenuh dan bosan, sehingga dirinya akan merasa gelisah dan banyak meminta perhatian dari keluarganya (Pudjibudojo, 2021). Keadaan seperti ini membuat lansia mengalami penurunan terhadap kualitas hidupnya.
Kualitas hidup lanjut usia merupkan suatu hal yang kompleks, mencakup usia harapan hidup, kepuasan dalam kehidupan, kesehatan secara psikologis dan mental, fungsi kognitif, kesehatan diri dan fungsi fisiknya, pendapatan, situasi tempat tinggal, adanya dukungan sosial dan jaringan sosial.Â
Apabila lansia memiliki kualitas hidup yang rendah akan berakibat kepada kepuasan yang dialaminya. Selain itu, kualitas hidup juga berkaitan dengan lingkungan yang nyaman, usia serta kesehatan secara menyeluruh. Berkualitas atau tidaknya pada kehidupan usia lanjut menurut Doblhammer dan Scholz (2010) berkaitan dengan kesadaran lansia terhadap masalah kesehatan dan kebiasaan hidup sehat yang tepat (Ekasari et al., 2018).
Kebiasaan hidup sehat lansia berkaitan dengan gaya hidup. Â Oleh karena itu, lansia perlu melakukan penyesuaian terhadap gaya hidupnya supaya kesehatannya tetap terjaga. Lansia dapat mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, tidak merokok, dan melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara benar dan teratur (Sudargo et al., 2021). Salah satu gaya hidup yang baik untuk lansia yaitu melakukan aktivitas fisik dan membiasakan olahraga bermanfaat untuk menjaga dan mempertahankan kualitas hidup lansia (Sarbini et al., 2019).
Pada dasarnya aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang mengakibatkan keluarnya tenaga dimana hal tersebut sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan fisik maupun mental dan mempertahankan kualitas hidup supaya tetap sehat dan bugar disepanjang hari (Purnama & Suhada, 2019).Â
Aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh lansia mencakup ketahanan (endurance), kelenturan (flexibility), dan kekuatan (strength). Sementara itu, aktivitas fisik dalam meningkatkan kemampuan fisik perlu memerhatikan frekuensi, intensitas, dan time (FIT) (Sarbini et al., 2019). Hal lain yang harus diperhatikan dalam melakukan olahraga atau aktivitas fisik pada lansia yaitu perlu menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi lansia yang berkaitan (Kementerian Kesehatan, 2018).
Aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh lansia dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya seperti senam aerobik dengan intensitas rendah setidaknya dalam 1 minggu sekali, dengan durasi waktu 30 menit. Selain itu, lansia juga dapat melakukan kegiatan keagamaan seperti pengajian secara rutin baik yang dilakukan di masjid ataupun pengajian di rumah tetangga, kegiatan menjaga cucu atau membersihkan rumah di pagi hari maupun sore hari (Ariyanto et al., 2020).Â
Jenis olahraga atau aktivitas fisik dengan intensitas sedang yang dapat dilakukan lansia seperti jalan kaki jarak dekat, bersepeda santai, menaiki tangga, dan berkebun di halaman rumah, dengan durasi waktu selama maksimal 150 menit dalam seminggu. Sedangkan untuk jenis aktivitas fisik dengan intensitas berat seperti jalan cepat jarak jauh, joging, berenang, bulu tangkis, yoga, tai chi, jalan cepat dengan durasi waktu 17 menit dalam seminggu. Pada setiap melakukan aktivitas fisik harus dipastikan bahwa durasi waktu berlangsung paling sebentar 10 menit (Kementerian Kesehatan, 2018).
Referensi:
Ariyanto, A., Puspitasari, N., & Utami, D. N. (2020). Aktivitas Fisik Terhadap Kualitas Hidup Pada Lansia (Physical Activity To Quality Of Life In The Elderly). Jurnal Kesehatan Al-Irsyad, XIII(2), 145--151.
Ekasari, M. F., Riasmini, N. M., & Hartini, T. (2018). Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia: Konsep dan Berbagi Strategi Intervensi. Wineka Media. https://books.google.co.id/books?id=lWCIDwAAQBAJ&printsec=frontcover&dq=kualitas+hidup+lansia&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwi0ueGY5dL8AhUccWwGHcr-CXYQ6AF6BAgFEAM#v=onepage&q=kualitas hidup lansia&f=false
Kementerian Kesehatan. (2018). Aktivitas Fisik untuk Lansia. Kementerian Kesehatan Direktorat Promosi Kesehatan Dan Pemberdayaan Masyarakat. https://promkes.kemkes.go.id/?p=8816
Kurniawan, S. (2021). Pembaharuan Sistem Pemidanaan Lanjut Usia sebagai Pelaku Tindak Pidana di Indonesia. Media Nusa Creative. https://books.google.co.id/books?id=QqtVEAAAQBAJ&pg=PA71&dq=lanjut+usia+adalah&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjdheia29L8AhX0keYKHX7yDgE4ChDoAXoECAcQAw#v=onepage&q=lanjut usia adalah&f=false
Kurtubi, D. A. (2022). Lanjut Usia (Lansia) Sehat Indonesia Kuat. Dinas Sosial Provinsi Riau. https://dinsos.riau.go.id/web/index.php?option=com_content&view=article&id=738:lanjut-usia-lansia-sehat-indonesia-kuat&catid=17:rpjmd&Itemid=117#:~:text=Menurut Peraturan Presiden Nomo 88,sosial%2C ekonomi maupun aspek kesehatan.
Orizani, C. M. (2023). Keperawatan Komunitas, Gerontik dan Transkultur. Media Sains Indonesia.
Strategi Nasional Kelanjutusiaan, 1 (2021).
Pudjibudojo, J. K. (2021). Berbagai Seputar Usia Lanjut. Zifatama Jawara. https://books.google.co.id/books?id=5zk7EAAAQBAJ&pg=PA90&dq=pengaruh+penurunan+kemampuan+aktivitas+lansia&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjUg7Wo4tL8AhU5TmwGHVpIBKgQ6AF6BAgJEAM#v=onepage&q=pengaruh penurunan kemampuan aktivitas lansia&f=false
Purnama, H., & Suhada, T. (2019). Tingkat Aktivitas Fisik Pada Lansia Di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Jurnal Keperawatan Komprehensif (Comprehensive Nursing Journal), 5(2), 102--106. https://doi.org/10.33755/jkk.v5i2.145
Sarbini, D., Zulaekah, S., & Isnaeni, F. N. (2019). Gizi Geriatri. Muhammadiyah University Press. https://www.google.co.id/books/edition/Gizi_Geriatri/u43KDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=aktivitas+fisik+yang+dapat+dilakukan+oleh+lansia&pg=PA184&printsec=frontcover
Setiyorini, E., & Wulandari, N. A. (2018). Asuhan Keperawatan Lanjut Usia dengan Penyakit Degeneratif. Media Nusa Creative. https://books.google.co.id/books?id=mMVGEAAAQBAJ&pg=PA1&dq=lanjut+usia+adalah&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&source=gb_mobile_search&sa=X&ved=2ahUKEwjXoof029L8AhXV5XMBHTa3D3E4FBDoAXoECAcQAw#v=onepage&q=lanjut usia adalah&f=false
Sitanggang, Y. F., Frisca, S., Sihombing, R. M., Koerniawan, D., Tahulending, P. S., Febrina, C., Purba, D. H., Saputra, B. A., Rahayu, D. Y. S., Paula, V., Pranata, L., & Siswadi, Y. (2021). Keperawatan Gerontik. Yayasan Kita Menulis.
Sudargo, T., Aristasari, T., 'Afifah, A., Prameswari, A. A., Ratri, F. A., & Putri, S. R. (2021). Asuhan Gizi Pada Lanjut Usia. Gadjah Mada University Press. https://www.google.co.id/books/edition/ASUHAN_GIZI_PADA_LANJUT_USIA/hEpKEAAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=gaya+hidup+sehat+lansia&pg=PA129&printsec=frontcover
Wiliyanarti, P. F. (2018). Lanjut Usia Perspektif dan Masalah. UMSurabaya Publishing. https://www.google.co.id/books/edition/Lanjut_Usia_Perspektif_dan_Masalah/aPmvDwAAQBAJ?hl=id&gbpv=1&dq=lansia&printsec=frontcover
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI