Mohon tunggu...
Khofifah Aryanti
Khofifah Aryanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Tidak ada kata terlambat untuk memulai hal baru

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Meningkatkan Kualitas Hidup Lansia dengan Aktivitas Fisik

20 Januari 2023   13:59 Diperbarui: 20 Januari 2023   14:19 189
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Penuaan merupakan suatu proses yang tidak dapat dihindari oleh siapaun. Lanjut usia adalah seseorang yang usianya telah mencapai lebih dari 60 tahun (Strategi Nasional Kelanjutusiaan, 2021). Lanjut usia atau sering disingkat dengan lansia merupakan tahapan terakhir dalam perkembangan pada kehidupan manusia dimana individu yang memasuki usia 60 tahun sampai hampir mencapai 120 atau bahkan 125 tahun (Wiliyanarti, 2018).

Lansia merupakan seseorang yang memiliki usia lebih dari 60 tahun dan mengalami perubahan alami secara fisiologis dan biokimia pada tubuhnya sehingga memberikan dampak terhadap fungsi dan kemampuan tubunya secara keseluruhan (Setiyorini & Wulandari, 2018).

Menua bukan suatu penyakit, akan tetapi sebuah proses yang berangsur mengalami perubahan dimana adanya proses penurunan pada daya tahan tubuh dalam meghadapi rangsangan dari dalam ataupun luar tubuh (Sitanggang et al., 2021). 

Hal tersebut menjelaskan bahwa proses penuaan pada seseorang akan memberikan dampak pada berbagai aspek dalam kehidupan, baik itu aspek sosial, ekonomi maupun aspek kesehatan. Melihat dari aspek kesehatan, kelompok lansia akan mengalami penurunan status kesehatan (Kurtubi, 2022). Dimana individu yang telah memasuki fase lanjut usia akan mengalami kemunduran secara fisik mupun mental. Kemampuan fisik lansia akan mengalami kelemahan seiring dengan bertambahnya usia, kemampuan psikologinya juga melemah akibat pengaruh dari penuaan (Kurniawan, 2021).

Kondisi tersebut mempengaruhi kemampuan lansia untuk melakukan aktivitas sehari-harinya, sehingga dalam melakukan aktivitasnya lansia memiliki keterbatasan yang berpengaruh terhadap kemandirian dan membuat dirinya menjadi bergantung kepada orang lain (Orizani, 2023). Selain itu, keterbatasan akan membuat lansia jenuh dan bosan, sehingga dirinya akan merasa gelisah dan banyak meminta perhatian dari keluarganya (Pudjibudojo, 2021). Keadaan seperti ini membuat lansia mengalami penurunan terhadap kualitas hidupnya.

Kualitas hidup lanjut usia merupkan suatu hal yang kompleks, mencakup usia harapan hidup, kepuasan dalam kehidupan, kesehatan secara psikologis dan mental, fungsi kognitif, kesehatan diri dan fungsi fisiknya, pendapatan, situasi tempat tinggal, adanya dukungan sosial dan jaringan sosial. 

Apabila lansia memiliki kualitas hidup yang rendah akan berakibat kepada kepuasan yang dialaminya. Selain itu, kualitas hidup juga berkaitan dengan lingkungan yang nyaman, usia serta kesehatan secara menyeluruh. Berkualitas atau tidaknya pada kehidupan usia lanjut menurut Doblhammer dan Scholz (2010) berkaitan dengan kesadaran lansia terhadap masalah kesehatan dan kebiasaan hidup sehat yang tepat (Ekasari et al., 2018).

Kebiasaan hidup sehat lansia berkaitan dengan gaya hidup.  Oleh karena itu, lansia perlu melakukan penyesuaian terhadap gaya hidupnya supaya kesehatannya tetap terjaga. Lansia dapat mengkonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang, tidak merokok, dan melakukan aktivitas fisik atau olahraga secara benar dan teratur (Sudargo et al., 2021). Salah satu gaya hidup yang baik untuk lansia yaitu melakukan aktivitas fisik dan membiasakan olahraga bermanfaat untuk menjaga dan mempertahankan kualitas hidup lansia (Sarbini et al., 2019).

Pada dasarnya aktivitas fisik adalah pergerakan tubuh yang mengakibatkan keluarnya tenaga dimana hal tersebut sangat penting untuk pemeliharaan kesehatan fisik maupun mental dan mempertahankan kualitas hidup supaya tetap sehat dan bugar disepanjang hari (Purnama & Suhada, 2019). 

Aktivitas fisik yang bisa dilakukan oleh lansia mencakup ketahanan (endurance), kelenturan (flexibility), dan kekuatan (strength). Sementara itu, aktivitas fisik dalam meningkatkan kemampuan fisik perlu memerhatikan frekuensi, intensitas, dan time (FIT) (Sarbini et al., 2019). Hal lain yang harus diperhatikan dalam melakukan olahraga atau aktivitas fisik pada lansia yaitu perlu menyesuaikan dengan kemampuan dan kondisi lansia yang berkaitan (Kementerian Kesehatan, 2018).

Aktivitas fisik yang dapat dilakukan oleh lansia dan dapat meningkatkan kualitas hidupnya seperti senam aerobik dengan intensitas rendah setidaknya dalam 1 minggu sekali, dengan durasi waktu 30 menit. Selain itu, lansia juga dapat melakukan kegiatan keagamaan seperti pengajian secara rutin baik yang dilakukan di masjid ataupun pengajian di rumah tetangga, kegiatan menjaga cucu atau membersihkan rumah di pagi hari maupun sore hari (Ariyanto et al., 2020). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun