Mohon tunggu...
Dr Khoe
Dr Khoe Mohon Tunggu... Dosen - Dosen Universitas Pelita Harapan, Kepala pengembangan Matematika dan sains Springfield Jakarta

Dosen Universitas Pelita Harapan, Kepala pengembangan Matematika dan sains Springfield Jakarta

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Filsafat Hegel dan Pendidikan Kristen

22 Desember 2021   09:00 Diperbarui: 27 Desember 2021   11:43 395
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

2. Prinsip pendidikan yang membimbing dan berpikir ke arah kesadaran diri. Seorang anak, dibimbing untuk bernalar diawali dari internal berupa potensi kemampuannya. Potensi dalam ini menemukan bentuknya melalu bimbingan orang tuanya, gurunya, dan interaksi dengan lingkungan sekitarnya. Pendidikan dan budaya anak yang dibimbing inilah yang menjadikan seorang anak menjadi dirinya atau sadar akan dirinya.

3. Pendidikan harus menyatukan manusia dengan rasionalitasnya. Manusia harus dipahami sebagai universal person, artinya semua manusia identik dengan kesadaran rasionalitas atau kemanusiaannya, bukan dilihat dari sisi keyakinan, etnis, ras dan sebagainya, namun pendidikan harus berlaku secara umum untuk semua manusia dalam kesadaran rasionalitasnya.

4. Pendidikan membangun kebudayaan dengan kebebasan. Bagi Hegel kebudayaan dalam maknanya terutama untuk mewujudkan kebebasan dalam rangka memperoleh kebudayaan yang lebih tinggi. Dalam pencapatian terdapat "the determination of free will" and "law is freedom as an idea". Manusia mengetahui dirinya menjadi subyek bebas dalam menentukan dirinya, dengan berpijak pada budaya yang dialaminya, serta mewariskan kebudayaan tersebut melalui pendidikan. Hubungan objek kebebasan ini berada dengan diri sendiri di dalam yang lain. Hanya dalam kebebasan ini kehendak sepenuhnya dengan dirinya sendiri, karena ia tidak mengacu pada apa pun kecuali dirinya sendiri, jadi bahwa setiap hubungan ketergantungan pada sesuatu selain dirinya sendiri dapat dihilangkan. Terkait dengan Bildung yang juga merupakan proses pembebasan,  dengan kebebasan dibenarkan atas sesuatu yang positif yang dapat diberikan di alam.             

5. Pendidikan mengarahkan tolerensi dalam hal pernyataan kebenaran. Pendidikan hendaknya dapat menempatkan manusia untuk tidak mementingkan dirinya pada suatu kenyataan akan  kebenaran yang dipegangnya.

6. Pendidikan mengarahkan individual sesuai dengan kepedulian sosial bagi sesama. Pendidikan harus mengasah kesesuaian moral dan pandangan sosial murid dalam kehidupan bermasyarakat. Sekolah, keluarga, dan masyarakat merupakan proses pendidikan dan interaksi pengalamaan bagi murid dalam mengarahkan mereka pada kepedulian sosial.Dengan demikian pendidikan merupakan sarana dan upaya yang tepat dan strategis dalam rangka mensejahterakan kehidupan manusia. Dalam keterkaitan dengan kehidupan terdapat dua prinsip utama: prinsip individu, dan prinsip universalitas. Masyarakat sebagai suatu realitas ekonomi, terdiri dari orang-orang pribadi yang terlibat dalam kegiatan-kegiatan yang mementingkan diri sendiri. Tetapi masyarakat harus diperlakukan sebagai institusi sosial, dan merupakan bentuk natur masyarakat, namun di balik pencarian diri universal, terdapat prinsip spiritual atau etis dari kepentingan sosial atau kolektif, di mana tujuan dan kepentingan individu akhirnya dibawa pada keselarasan harmoni atau identitas. Prinsip universalitas muncul dalam melindungi hak-hak individu pribadi, dan akhirnya menjadi tujuan eksplisit fungsi negara yang mengatur ekonomi dan di lembaga-lembaga di luar negara yang melaluinya kepentingan bersama dihasilkan di dalamnya. bidang ekonomi mengambil bentuk tujuan kolektif.

          Dengan demikian pendidikan dalam konteks bildung merupakan upaya memunculkan kedekatan kehidupan substansial, perolehan prinsip-prinsip universal atau pemikiran rasional tentang sesuatu.

 

Hegel dan Pendidikan Kristen 

          Pendidikan Kristen menempatkan Allah adalah sumber dari segala pengetahuan. Pandangan Pendidikan Hegel secara umum bertentangan dengan kebenaran Firman Tuhan, karena semua pengetahuan seharusnya membawa manusia semakin mengenal Tuhan. Pendidikan  sudah seharusnya membawa setiap manusia melihat kemuliaan dan karya-Nya yang agung. Pendidikan harus mampu mendidik murid untuk memahami konsep (knowledge), bersikap terhadap setiap pengetahuan yang diperolehnya (attitude), sampai akhirnya mereka dapat menerapkan semua itu sebagai sebuah keterampilan (skill).  Nampaknya pengertian ini dipahami oleh Hegel, karena ia juga mengaiktkan unsur mental dan spiritual (roh) dalam kehidupan manusia.

          Hegel juga menekankan bahwa pendidikan tidak hanya berhenti pada taraf pengetahuan, namun memengaruhi kehidupan yang akan dijalani seorang individu. Pendapat Hegel pada pendidikan tidak didasarkan pada kebenaran pada Alkitab, walaupun secara prinsip ada beberapa kesesusaian dalam pernyataannya, namun prinsip dasar yang digunakan tidaklah berdasar kebenaran Alkitab. Hegel sering sekali mengungkapkan bahwa manusia harus menjadi pribadi yang terus memperbaiki moralitasnya, tapi ia tidak menyebut moral yang seperti apa yang menjadi standar dalam meningkatkan moralitasnya. Dalam pandangan pendidikan Kristen, aspek moralitas yang diajukan Hegel belumlah cukup, karena pendidikan Kristen seharusnya terintegrasi dengan kebenaran dengan memusatkan pembelajarannya kepada Kristus.

          Hegel menyebutkan adanya keterkaitan moral yang didapat melalui pendidikan merupakan kesesuaian dengan pendidikan Kristen. Adanya prinsip pendidikan yang membangun hidup masyarakat yang bermoral. Namun prinsip yang mengarahkan tolerensi dalam hal pernyataan kebenaran bertentangan dengan Firman Tuhan, karena kebenaran moral pada kekristenan adalah kebenaran mutlak dalam kebennaran yang absolut tidak ada toleransi dalam kebenaran tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun