Mohon tunggu...
KHOERUNNISA
KHOERUNNISA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hi! Halaman ini berisi tentang perasaan juga pemikiran saya terkait berita terkini. So, Enjoy your reading!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ungkap Realitas Penghasilan Pengamen di Alun-alun Bandung

20 Desember 2023   06:00 Diperbarui: 20 Desember 2023   07:49 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di tengah keramaian hiruk-pikuk Alun-alun Bandung, sebuah fenomena menarik terungkap dari suara merdu yang mengalun dari sudut-sudut jalanan. Kegiatan ngamen atau menyanyikan lagu-lagu di jalanan telah menjadi pilihan bagi sebagian kalangan anak muda, seperti yang diungkapkan oleh narasumber kali ini yaitu Rayansyah, seorang pemuda berusia 19 tahun penduduk asli dari Bandung.


Dalam sebuah wawancara eksklusif, Rayansyah berbagi pengalaman uniknya sebagai seorang pengamen. Sudah sekitar lima tahun ia menggeluti kegiatan ini dan mengungkapkan bahwa faktor utama yang mendorongnya adalah potensi penghasilan yang cukup besar. Saat kondisi sedang ramai, pendapatan harian dari keseharian me-ngamen bisa mencapai 300 ribu rupiah dalam sehari, sementara pada hari-hari sepi, penghasilannya mencapai sekitar 100 ribu rupiah.

Namun, menariknya, Rayansyah juga mengatakan bahwa ngamen bukan semata-mata karena dorongan finansial semata. Baginya, keinginan dan minat pribadi untuk berkreasi melalui musik juga menjadi alasan kuat yang mendorongnya untuk tetap berada di jalanan sebagai pengamen. "Saya ngamen karena keinginan sendiri," ungkapnya dengan tegas.

Selain itu, bukan hanya sebagai individu yang menyanyi di jalanan, Rayansyah juga merupakan bagian dari sebuah komunitas yang bernama Komunitas Penyanyi Jalanan (KPJ). Komunitas ini menjadi wadah bagi para pengamen jalanan untuk berbagi pengalaman, berkarya, dan juga saling mendukung satu sama lain dalam mengejar passion mereka di dunia musik jalanan.

Melalui wawancara ini, terbukti bahwa aktivitas ngamen tidak hanya tentang pencarian penghasilan semata. Bagi mereka contohnya seperti Rayansyah, ngamen merupakan wujud kesempatan untuk mengekspresikan bakatnya, serta menjadi bagian dari komunitas yang mendukung. Hal ini menegaskan bahwa di balik sorotan finansial yang terlihat menggiurkan, terdapat motivasi yang lebih mendalam yang mendorong para pengamen jalanan untuk terus berkarya dan berbagi melalui suara merdu mereka di jalanan kota Bandung.

Kisah Rayansyah dan ribuan pengamen lainnya di Alun-alun menjadi cerminan bahwa di balik setiap koin yang terkumpul, terdapat keinginan yang kuat untuk berkarya dan berbagi melalui musik. Bagi mereka, jalanan bukan hanya panggung, tapi juga sebuah wadah di mana harmoni dan inspirasi tumbuh, mewarnai kehidupan di kota Bandung.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun