Mohon tunggu...
KHOERUNNISA
KHOERUNNISA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hi! Halaman ini berisi tentang perasaan juga pemikiran saya terkait berita terkini. So, Enjoy your reading!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menghadapi Tantangan Pendidikan Pasca 1 Tahun Gempa di Cianjur

12 Desember 2023   20:51 Diperbarui: 20 Desember 2023   11:22 218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

        Pada November tahun 2022 lalu, bencana gempa telah menimpa wilayah Cianjur dan sekitarnya. Menurut informasi BMKG yang dilansir dari CNN Indonesia, gempa tersebut berkekuatan Magnitudo 5,6 terletak di darat pada koordinat 107,05 BT dan 6,84 LS, berjarak sekitar 9,65 km barat daya Kota Cianjur atau 16,8 km timur laut Kota Sukabumi dengan kedalaman 10 km. Penyebab dari gempa tersebut dikarenakan patahan atau sesar Cugenang. Akibatnya, dampak dari gempa telah merusak bangunan dan fasilitas lainnya.

        Di tengah upaya pemulihan yang berkelanjutan setelah satu tahun berlalu sejak terjadinya gempa, sampai saat ini banyak sekolah-sekolah di sekitar lokasi peristiwa yang terdampak masih dengan terpaksa melaksanakan kegiatan pembelajaran di tenda sementara. Salah satunya yaitu SD Negeri Citamiang yang berlokasi di Jl. Loji, Ciputri, Kabupaten Cianjur. Hal ini menimbulkan pertanyaan serius terkait akses pendidikan anak-anak dan kesejahteraan mereka di wilayah yang terdampak bencana tersebut.

        Gempa merupakan suatu peristiwa bencana alam yang tidak hanya meninggalkan kerusakan fisik pada bangunan, tetapi juga berdampak pada psikologis siswa yang dapat mempengaruhi proses pembelajaran. Pasca pemulihan bencana, pihak sekolah SD Negeri Citamiang turut membantu anak-anak mengatasi stres dan trauma. Para guru dan juga staff SD Negeri Citamiang menjunjung tinggi peran kunci dalam meningkatkan kesehatan mental siswa. Mereka tidak hanya sekadar menjadi pendidik, tetapi mereka juga berperan sebagai teman, penghibur, dan pendengar bagi siswa.

         Dalam hal psikologis siswa di SD Negeri Citamiang, meskipun proses pembelajaran berlangsung di tenda sementara serta fasilitas pendidikan yang kurang efektif, tetapi para siswa di SD Negeri Citamiang terus memiliki niat belajar dan keinginan yang kuat untuk belajar. Para guru pun melakukan yang terbaik untuk memanfaatkan sumber daya yang tersedia dan tetap memberikan siswa mereka pendidikan berkualitas tinggi. Mulyanah Sri Mulyati selaku kepala sekolah SD Negeri Citamiang menyampaikan "Ketika pembelajaran dengan kondisi yang seperti ini alhamdulillah tidak begitu mempengaruhi kondisi psikologis siswa. Mereka tetap antusias dan semangat dalam pembelajaran. Dan untuk penerimaan siswa baru, kami juga tidak merasa ada kendala, pada tahun ajaran sekarang kami telah menerima siswa baru sejumlah 51 siswa" ucap Kepala sekolah SD Negeri Citamiang, Mulyanah Sri Mulyati, saat diwawancara secara langsung, Kamis (7/12/2023).

        Meski dengan situasi yang tidak memungkinan saat ini, pembelajaran di SD Negeri Citamiang tetap berlangsung seperti biasanya. Tetapi masih banyak faktor kendala yang dihadapi misalnya, seperti pada saat musim hujan, siswa merasa kedinginan dikarenakan akses tenda yang terbuka dan terdapat pula beberapa tenda bocor yang menyebabkan pembelajaran menjadi tidak kondusif. Dengan demikian pembelajaran tetap harus disesuaikan dengan situasi dan kondisi, jika tidak memungkinkan maka siswa diinstrusikan untuk belajar secara daring.

        Pihak sekolah dari SD Negeri Citamiang juga sudah memusyawarahkan dengan orang tua atau wali siswa terkait segala sesuatu kegiatan yang akan dilaksanakan di sekolah. Selain itu pihak sekolah juga mengadakan rapat untuk memberikan pengarahan, memberi bimbingan, dan mengevaluasi hasil belajar siswa untuk menunjang keberhasilan siswa dalam pembelajaran daring. Sehingga orang tua siswa berperan sebagai guru ketika di rumah.

        Pemerintah harus mengambil upaya yang kuat dalam memastikan akses pendidikan yang setara bagi semua anak-anak, khususnya anak-anak yang terdampak bencana alam. Pemulihan pembangunan infrastruktur pendidikan dan peningkatan fasilitas harus menjadi prioritas. Kebijakan yang progresif dan tanggap terhadap kebutuhan pendidikan pasca-bencana harus diimplementasikan dengan segera.

        Dalam Kasus SD Negeri Citamiang, instansi pemerintah telah melakukan upaya memberi bantuan yang terus mengalir deras dari sejak terjadinya gempa sampai saat ini. Selain itu donatur, yayasan, PMI, perusahan-perusahaan, dan komunitas lainnya juga turut mengambil peran dalam membantu di berbagai bidang. Seperti makanan, peralatan pembelajaran, ATK, baju seragam, tas dan sepatu untuk anak-anak, meja belajar, program bantuan kesejahteraan psikologis seperti hiburan untuk anak-anak, bahkan sampai dengan bantuan pendanaan. Akhir akhir ini, PLN Peduli juga turut mengambil peran memberikan kitab suci Al-Quran untuk siswa siswi di SD Negeri Citamiang, Cianjur.

        Pada Selasa (21/11/2023), pihak sekolah dan pemerintah juga telah membicarakan terkait upaya bantuan pemulihan pembangunan infrastruktur yang akan dilaksanakan di tahun 2024, dikarenakan BAK di tahun sekarang (2023) sudah habis, maka pembangunan dialokasikan ke tahun berikutnya. Dalam jangka waktu menunggu adanya perbaikan tersebut, perencanaan atau langkah-langkah yang diambil pihak sekolah dalam meningkatkan kondisi belajar di tenda tetap disesuaikan dengan kondisi dan situasi, metode pembelajaran yang diubah dan disesuaikan, serta penyesuaian waktu untuk mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar.

        SD Negeri Citamiang merupakan salah satu lembaga pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan siswa siswi di wilayah tersebut. Dalam konteks harapan pulihnya SD Negeri Citamiang, pihak sekolah mengharapkan kepada berbagai pihak terutama pada instansi pemerintah, agar SD Negeri Citamiang dapat segera pulih kembali seperti sedia kala. Hal ini penting agar siswa siswi dapat belajar dalam ruang kelas dengan nyaman, tenang dan juga kondusif, sehingga pembelajaran dapat dirasakan lebih bermakna. Kondisi lingkungan yang baik akan berdampak positif pada proses pendidikan dan perkembangan anak.

        Pentingnya lingkungan belajar yang kondusif tidak hanya mempengaruhi proses pembelajaran, tetapi juga perkembangan sosial dan emosional anak-anak. American Psychological Association mengatakan bahwa lingkungan belajar yang kondusif dapat meningkatkan kesejahteraan psikologis dan sosial anak-anak, serta meningkatkan motivasi dan kinerja akademik mereka. Oleh karena itu, penting bagi pemerintah untuk segera mengambil langkah-langkah pemulihan terhadap SD Negeri Citamiang, seperti perbaikan fasilitas dan lingkungan belajar. Agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik dan optimal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun