Mohon tunggu...
Khoerul Muhlisin
Khoerul Muhlisin Mohon Tunggu... Mahasiswa - Software Enginer

Saya Khoirul Muhlisin, seorang penulis kreatif dengan minat besar pada dunia literasi, edukasi, dan teknologi. Berpengalaman dalam menciptakan karya tulis berbobot, mulai dari novel, modul pembelajaran, hingga konten digital. Saat ini, saya juga membuka jasa ghostwriting untuk membantu mewujudkan ide-ide luar biasa menjadi karya yang bermakna. Saya percaya bahwa menulis adalah seni untuk mengabadikan pikiran dan perasaan, serta alat untuk menginspirasi banyak orang

Selanjutnya

Tutup

Roman

Sepucuk Surat Dibawah Cahaya Remang

27 Januari 2025   19:46 Diperbarui: 27 Januari 2025   19:46 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Roman. Sumber ilustrasi: pixabay.com/qrzt

Dunia yang Memisahkan

Ketika perang saudara mulai melanda negeri mereka, hidup berubah drastis. Damar, yang terlibat dalam gerakan melawan pemerintah yang represif, menjadi buronan. Ia harus melarikan diri ke pedalaman, meninggalkan Laras tanpa kepastian. Sebelum pergi, ia menulis sepucuk surat:

"Laras, cinta kita mungkin tak bisa bertahan di dunia ini, tetapi aku percaya, di suatu tempat yang lebih damai, kita akan bertemu kembali."

Laras mendengarkan setiap kata Damar seperti seorang murid yang belajar dari gurunya. Cinta mulai tumbuh di antara mereka, bukan hanya dari kata-kata, tetapi juga dari keheningan yang mereka bagi.

Namun, cinta mereka bukan tanpa rintangan. Laras adalah putri seorang petani miskin, sementara Damar berasal dari keluarga yang sedikit lebih berada tetapi memberontak melawan warisan keluarganya.

Tetangga-tetangga sering membicarakannya. "Kenapa Laras belum menikah?" tanya mereka. "Ia terlalu sibuk memikirkan seseorang yang tidak akan pernah kembali," jawab yang lain.

Namun Laras tetap setia pada kenangannya. Baginya, Damar bukan hanya cinta, tetapi juga pengingat akan dunia yang lebih besar, dunia yang penuh dengan harapan meskipun kacau.

Pertemuan Kembali yang Menggetarkan

Suatu malam, ketika Laras berjalan pulang dari pasar, ia melihat seseorang berdiri di bawah pohon ketapang tua. Tubuh pria itu kurus, tetapi matanya tetap memancarkan semangat yang sama seperti dulu. Itu adalah Damar.

"Damar?" Laras hampir tidak percaya dengan penglihatannya.

"Ya, ini aku," jawab Damar, suaranya serak. "Aku kembali, Laras. Tetapi hanya sebentar."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Roman Selengkapnya
Lihat Roman Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun