Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Berbincang tentang Jagat Alit dan Jagat Ageng

19 Januari 2025   18:59 Diperbarui: 19 Januari 2025   18:59 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi "Berbincang tentang Jagat Alit dan Jagat Ageng". dokpri

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Tokoh:

  • Ponco: Lulusan SMA, penasaran dan suka bertanya.
  • Silo: Sahabatnya, seorang lulusan S3 yang suka menjelaskan konsep-konsep kompleks dengan sederhana.

[Suasana: Keduanya sedang duduk di bawah pohon rindang di pinggir desa. Ponco membawa segelas teh hangat, sementara Silo memegang buku.]

Ponco: (menghirup teh) "Lo, Silo, aku pernah dengar kata-kata ini: mikro dan makrokosmos. Katanya itu ada kaitannya sama jagat kecil dan jagat besar. Tapi, terus terang, otakku belum nyambung. Jelasin dong, lo kan yang S3!"

Silo: (tersenyum) "Wah, pertanyaan bagus, Pon. Mikro dan makrokosmos itu sebenarnya konsep yang menggambarkan hubungan antara yang kecil dan yang besar di dunia ini. Mikro itu kecil, makro itu besar. Kalau dalam bahasa Jawa, mikro kosmos itu disebut jagat alit, dan makro kosmos itu jagat ageng."

Ponco: (menggaruk kepala) "Hmm, jagat alit itu berarti tubuh kita, ya? Terus, jagat ageng itu semesta? Tapi kenapa bisa dihubungin? Aku kok ngerasa kayak ilmu berat gitu."

Silo: "Enggak seberat itu, kok. Bayangin aja tubuhmu. Misalnya, di tubuhmu ada denyut jantung, aliran darah, atau gerakan kecil di sel-sel tubuhmu. Itu semua saling terhubung, kan?"

Ponco: "Iya, terus?"

Silo: "Nah, sekarang lihat semesta. Ada bintang-bintang yang beredar, planet yang mengelilingi matahari, bahkan galaksi yang berputar. Sama seperti tubuh kita, semesta ini juga saling terhubung dalam harmoni."

Ponco: (mengangguk pelan) "Oke, aku mulai ngerti. Jadi, tubuh kita ini kayak versi kecil dari semesta. Tapi, Silo, kenapa sih kita harus ngerti konsep ini? Apa cuma buat gaya-gayaan ngomong kosmos-kosmos gitu?"

Silo: (tertawa kecil) "Bukan cuma buat gaya-gayaan, Pon. Konsep ini ada di banyak ajaran suci, lho. Tujuannya adalah mengingatkan kita bahwa manusia itu bagian dari semesta. Misalnya, kalau kita tahu tubuh kita kecil tapi punya pengaruh, kita jadi sadar bahwa tindakan kecil kita juga bisa berdampak besar ke dunia."

Ponco: "Wah, bener juga. Kalau gitu, ini kayak kisah di kitab suci yang sering dibilang cuma sejarah, tapi sebenarnya banyak pelajarannya, ya?"

Silo: "Tepat! Cerita di kitab suci itu lebih dari sekadar historiografi, Pon. Kadang-kadang memang terasa kayak kisah masa lalu, tapi sebenarnya mengandung prinsip-prinsip penting untuk kehidupan. Contohnya, kisah Arjuna dan Krishna. Apa yang Krishna katakan ke Arjuna sering kali melampaui logika manusia biasa."

Ponco: (berpikir keras) "Tunggu, aku pernah dengar cerita itu. Krishna nyuruh Arjuna perang, padahal Arjuna ragu-ragu, kan? Jadi Krishna ngajarin sesuatu yang lebih penting dari fakta di depan mata?"

Silo: "Betul! Pesannya adalah untuk percaya pada wahyu atau petunjuk ilahi, meskipun kadang bertentangan dengan apa yang kita lihat atau rasakan. Iman itu, Pon, adalah mempercayai apa yang kita dengar dari Allah dan Rasul-Nya meskipun akal kita enggak selalu bisa menjangkaunya."

Ponco: (tersenyum) "Ah, jadi pelajaran dari mikro dan makrokosmos ini adalah memahami posisi kita di dunia, terus belajar menerima hal-hal yang lebih besar dari diri kita, ya?"

Silo: "Benar sekali. Dan ingat, meskipun kita kecil di jagat ageng, tindakan kita tetap punya arti besar di jagat alit kita. Itu sebabnya, kita harus selalu berpikir dan bertindak dengan penuh tanggung jawab."

Ponco: "Sip, Silo! Besok kalau ada yang ngomongin jagat alit dan jagat ageng, aku siap kasih ceramah kecil. Hehe."

Silo: (tertawa) "Boleh, asal jangan lupa kasih kredit ke aku, si lulusan S3."

[Keduanya tertawa bersama, sementara angin sore berhembus pelan di sekitar mereka.]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun