Aku menarik napas panjang. Rahasia ini tak lagi menyakitkan. Ia telah membentukku menjadi aku yang sekarang---kuat dan penuh penerimaan. Aku meninggalkan bangunan itu dengan senyum tipis, membiarkan masa lalu tetap menjadi masa lalu. Namun, di ujung lorong, aku berbalik untuk terakhir kali, melihat nama Ratri yang masih tertulis di sana.
Langit telah gelap saat aku melangkah keluar. Gedung tua itu tetap berdiri anggun, bisu, menjadi saksi dari segala yang telah terjadi. Aku, kini, benar-benar utuh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H