Yori tersenyum tipis sambil menata bento-bento di rak kayu. "Karena tanpa kerja keras, aku akan mati kelaparan. Dan tanpa melawan roda kehidupan, aku akan tergilas."
Yori akhirnya berhasil membuka warung bento kecil. Dia menyimpan foto ibunya di sudut warung sebagai pengingat.
Namun, suatu malam, ketika dia sendirian di warungnya, suara lonceng sepeda terdengar samar di kejauhan. Dia mendongak, teringat suara yang sering ia dengar saat ibunya berkeliling. Angin malam membawa aroma bento buatan Aiko, membuat Yori terdiam.
"Bu, aku akhirnya mengerti," bisiknya dengan mata berkaca-kaca.
Tapi hidup tidak memberi jeda. Ketika esok tiba, roda kehidupan tetap berputar, dan Yori tahu dia harus terus berlari, melawan atau tenggelam, seperti filosofi yang ibunya tanamkan padanya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H