OLEH: Khoeri Abdul Muid
Ponco:
Halo, Mas Silo! Saya dengar ada program baru di sekolah tentang makanan bergizi yang juga bisa memperkuat karakter siswa. Apa menurut Mas Silo, ini benar-benar bisa efektif?
Silo:
Hai, Ponco. Betul, program ini sangat potensial. Dengan pendekatan gastronomi, tidak hanya aspek kesehatan yang ditingkatkan, tetapi juga nilai-nilai karakter seperti disiplin, rasa syukur, dan cinta tanah air.
Ponco:
Hmm, saya agak bingung. Apa hubungan antara makan makanan bergizi dengan karakter?
Silo:
Begini, Ponco. Ketika siswa makan bersama di sekolah, mereka belajar banyak hal. Misalnya, disiplin waktu saat makan, menghargai makanan dengan tidak membuang-buang, menjaga kebersihan, dan etika makan. Itu semua adalah bagian dari pendidikan karakter.
Ponco:
Oh, jadi seperti kebiasaan kecil yang bisa membangun perilaku baik?
Silo:
Tepat sekali! Bahkan, pengalaman makan bersama juga bisa menjadi momen untuk menanamkan nilai-nilai nasionalisme. Contohnya, menghargai bahan lokal yang digunakan untuk menu makanan.
Ponco:
Wah, menarik juga. Tapi, bagaimana caranya program ini bisa berjalan optimal?
Silo:
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Pertama, pelibatan guru sebagai teladan sangat penting. Guru bisa menyisipkan pesan-pesan moral saat makan bersama. Kedua, modul ajar seperti yang sudah disiapkan oleh Indonesian Gastronomy Community (IGC) perlu dimanfaatkan untuk membantu guru menyampaikan materi.
Ponco:
Modul ajar? Apa isinya?