Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR Penerbit dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Cerpen-Gram Multikultural: Metode Praktis Penguatan Karakter melalui Cerpen

12 Desember 2024   23:42 Diperbarui: 12 Desember 2024   22:49 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH; Khoeri Abdul Muid

Pendahuluan

Dalam dunia pendidikan, penguatan karakter multikultural merupakan salah satu aspek penting untuk membentuk generasi yang toleran, berakhlak mulia, dan memahami keberagaman budaya di lingkungan masyarakat yang heterogen. Salah satu metode yang efektif untuk mengajarkan nilai multikultural kepada siswa adalah melalui aktivitas literasi kreatif seperti cerpen-gram multikultural. Metode ini membantu siswa memahami nilai-nilai keberagaman melalui cerpen sambil membangun kemampuan berpikir kritis dan reflektif.

Lalu, bagaimana metode cerpen-gram ini bekerja dan bagaimana ia dapat mempengaruhi pemahaman siswa tentang multikulturalisme? Artikel ini akan membahas konsep cerpen-gram multikultural, komponen, praktik penerapan, dan manfaatnya dalam pendidikan karakter.

Apa Itu Cerpen-Gram Multikultural?

Cerpen-gram adalah metode yang awalnya diperkenalkan sebagai salah satu langkah praktis bagi penulis pemula dalam memahami komponen penyusun cerpen melalui praktik Amati-Tiru-Modifikasi (ATM). Cerpen-gram menggunakan diagram tabel sebagai panduan untuk mempermudah siswa atau penulis memahami bagian-bagian penyusun cerpen seperti tokoh, alur, tema, konflik, latar, dan sudut pandang.

Sejarah Singkat Cerpen-Gram

Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Peng Kheng Sun (2013), seorang penulis non-fiksi, yang berinovasi menciptakan metode ini sebagai solusi atas kesulitan dalam menulis cerpen. Selanjutnya, pada 2016, metode ini disempurnakan oleh guru bahasa Indonesia bernama Lusi Hidayati.

Seiring perkembangannya, penulis, yakni Khoeri Abdul Muid mengembangkan metode ini menjadi lebih spesifik sebagai cerpen-gram multikultural, yang bertujuan untuk memperkenalkan nilai-nilai multikultural dalam pendidikan karakter melalui aktivitas membaca dan refleksi.

Komponen Cerpen-Gram Multikultural

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun