Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Bayangan Teror di Sulawesi Selatan

6 Desember 2024   17:07 Diperbarui: 6 Desember 2024   17:17 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

OLEH: Khoeri Abdul Muid

(Desember 1946 -- Februari 1947)

Malam itu gelap pekat di atas langit Makassar. Bulan tersembunyi di balik gumpalan awan, seakan-akan turut bersembunyi dari kengerian yang tengah mengintai. Seperti bayang-bayang yang tak berujung, pasukan bersenjata bergerak dengan senyap melalui lorong-lorong kecil kota. Mereka datang tanpa aba-aba, tanpa salam, hanya dengan senjata yang berkilauan di bawah sinar obor.

Kapten Raymond Westerling memimpin langsung operasi ini, pasukannya bergerak bak hantu yang datang untuk membunuh. Operasi ini diberi nama "Operatie Kraai"---sebuah nama yang terdengar sederhana namun penuh makna kejam. Mereka berangkat dengan misi yang jelas: membungkam perlawanan rakyat dengan ketakutan, kekerasan, dan pembunuhan.

Dan tak ada yang bisa mencegahnya.

Di sebuah desa kecil yang terletak di pegunungan Sulawesi Selatan, warga sedang beristirahat setelah sehari bekerja di ladang. Seorang pria tua bernama Haji Rahmat sedang memeriksa kelengkeng yang ia tanam di kebunnya, sementara anak-anak berlarian di halaman rumahnya. Keadaan tampak damai. Namun, ketenangan ini hanya sebentar.

Suara langkah keras mulai terdengar dari jauh---tentara datang.

Haji Rahmat memutar tubuhnya dengan cepat. Hatinya berdebar. Pasukan bersenjata dengan pakaian cokelat kekuningan mulai mendekat dengan langkah penuh semangat.

"Cepat! Semua masuk rumah!" seru Haji Rahmat dengan suara bergetar.

Warga berlarian, merunduk, mencari tempat aman di balik pohon dan di dalam rumah. Namun sudah terlambat. Pasukan Westerling dan tentaranya sudah mengamuk, senjata mereka berpesta tanpa pandang bulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun