Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Benarkah PGRI sebagai Satu-Satunya Organisasi Profesi Guru di Indonesia?

1 Desember 2024   20:03 Diperbarui: 1 Desember 2024   21:08 101
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengurus PGRI Cabang Gabus, Pati, Jateng. dokpri

OLEH: Khoeri Abdul Muid

Pendahuluan
PGRI (Persatuan Guru Republik Indonesia) adalah organisasi profesi guru yang telah berdiri sejak 25 November 1945. Dalam konteks nasional dan internasional, PGRI memiliki peran penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan, memperjuangkan hak-hak guru, dan memajukan profesionalitas tenaga pengajar. 

Artikel ini akan menganalisis PGRI dari perspektif data, teori organisasi, serta perbandingan dengan organisasi profesi guru di negara maju, seperti National Education Association (NEA) di Amerika Serikat dan Japan Teachers Union (JTU) di Jepang. Pendekatan ini bertujuan memberikan rekomendasi strategis untuk memperkuat PGRI menuju Indonesia Emas 2045.

1. PGRI sebagai Organisasi Profesi Guru

Definisi dan Kriteria
Menurut teori organisasi profesi (Daley & Vasu, 2005), organisasi profesi harus memenuhi beberapa kriteria, yaitu:
* Otonomi: Bebas dari pengaruh luar.
* Struktur Formal: Diatur oleh anggaran dasar dan rumah tangga yang jelas.
* Tujuan Khusus: Berfokus pada pengembangan kapasitas profesional anggota.

PGRI memenuhi kriteria ini dengan:
* Berbadan Hukum: Mengacu pada Permendikbud Nomor 67 Tahun 2024, PGRI berbadan hukum dan dikelola oleh guru.
* Fokus Pengembangan Profesionalitas: Melalui Asosiasi Profesi dan Keahlian Sejenis (APKS), PGRI membina berbagai keahlian, seperti literasi digital, pedagogi inovatif, dan kompetensi lintas budaya.

Jati Diri Multidimensi
PGRI mengintegrasikan tiga pilar dalam jati dirinya:

  1. Organisasi Profesi: Fokus pada peningkatan kompetensi guru.
  2. Wadah Perjuangan: Mengadvokasi hak-hak guru, terutama guru honorer.
  3. Organisasi Ketenagakerjaan: Berperan dalam perlindungan tenaga kerja pendidikan.

Relevansi di Tingkat Nasional
Di Indonesia, terdapat sekitar 74 organisasi pendidikan, tetapi hanya PGRI yang memenuhi definisi organisasi profesi guru menurut Permendikbud. Keunggulan PGRI mencakup struktur yang inklusif, melibatkan guru aktif, pensiunan, dosen, dan tenaga administrasi, serta keterlibatan dalam Education International (EI).

2. Perbandingan PGRI dengan Organisasi Guru di Negara Maju

National Education Association (NEA) -- Amerika Serikat
NEA, organisasi guru terbesar di Amerika Serikat, memiliki fokus pada:

  1. Advokasi Kebijakan: Melobi pemerintah untuk meningkatkan anggaran pendidikan.
  2. Pengembangan Profesional: Menyediakan pelatihan berbasis platform digital.
  3. Peran Kolektif: Melindungi hak-hak guru melalui serikat pekerja.

Perbandingan dengan PGRI:
* Keanggotaan: NEA fokus pada guru aktif, sementara PGRI lebih inklusif.
* Digitalisasi: NEA unggul dengan pelatihan berbasis teknologi, sedangkan PGRI masih dalam tahap pengembangan.
* Advokasi Global: Keduanya terlibat di tingkat internasional, tetapi NEA lebih proaktif membawa isu pendidikan ke dunia global.

Japan Teachers Union (JTU) -- Jepang
JTU terkenal dengan:

  1. Peningkatan Kesejahteraan Guru: Melobi keseimbangan kerja-kehidupan.
  2. Pengembangan Profesional Berkelanjutan: Menjamin pelatihan sesuai kebutuhan anggota.

Perbandingan dengan PGRI:
* Kesejahteraan Guru: JTU lebih unggul dalam advokasi kesejahteraan, sedangkan PGRI masih perlu memperkuat lobi untuk guru honorer.
* Sistem Pelatihan: JTU memiliki kurikulum berbasis kebutuhan spesifik anggota.

Education International (EI) -- Organisasi Global
Sebagai anggota EI, PGRI memiliki akses untuk berbagi praktik terbaik di tingkat internasional. Namun, potensi ini perlu dimaksimalkan untuk pelatihan lintas budaya dan kolaborasi global.

3. Analisis Tantangan PGRI

Tantangan Internal

  1. Persaingan dengan Organisasi Guru Lain: Meningkat pasca-reformasi.
  2. Efisiensi Pengelolaan: Masih terdapat kesenjangan di tingkat daerah.
  3. Adaptasi Teknologi: Perlu percepatan digitalisasi pelatihan dan sertifikasi.

Tantangan Eksternal

  1. Kesejahteraan Guru Honorer: Belum mendapat perhatian optimal.
  2. Konteks Global: Persaingan dengan organisasi profesi guru dari negara lain dalam praktik terbaik pendidikan.

4. Rekomendasi Strategis untuk PGRI

  1. Digitalisasi Organisasi
    Belajar dari NEA untuk menciptakan platform pelatihan online yang dapat diakses oleh guru di daerah terpencil.
  2. Advokasi Kesejahteraan Guru
    Mengadopsi pendekatan JTU untuk meningkatkan kesejahteraan guru honorer dan menyeimbangkan kerja-kehidupan.
  3. Penguatan Kolaborasi Internasional
    Memanfaatkan keanggotaan di EI untuk membawa lebih banyak program pelatihan global ke Indonesia.
  4. Pendekatan Berbasis Data
    Seperti NEA, gunakan data untuk mengidentifikasi kebutuhan pelatihan guru dan meningkatkan relevansi program pelatihan.

5. Relevansi Menuju Indonesia Emas 2045
PGRI memiliki potensi besar untuk menjadi motor penggerak dalam meningkatkan kualitas pendidikan, dengan langkah strategis seperti:
* Pembentukan Kompetensi Masa Depan: Literasi digital, pedagogi inovatif, dan kompetensi global.
* Advokasi Kebijakan Pendidikan: Memastikan kebijakan mendukung pengembangan guru.
* Kolaborasi Multilateral: Memanfaatkan jaringan internasional untuk membawa inovasi ke Indonesia.

Kesimpulan
PGRI telah memenuhi kriteria organisasi profesi nasional dan internasional dengan jati diri unik sebagai organisasi profesi, perjuangan, dan ketenagakerjaan. 

Namun, dibandingkan dengan NEA dan JTU, PGRI memiliki peluang besar untuk memperkuat digitalisasi, advokasi kesejahteraan, dan kolaborasi global. 

Dengan menerapkan praktik terbaik dari organisasi internasional, PGRI dapat lebih efektif mempersiapkan guru Indonesia menghadapi tantangan global menuju Indonesia Emas 2045.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun