Ponco: Oh, jadi persatuan itu soal rasa dan semangat juga ya, Kak?
Silo: Betul sekali. Persatuan Indonesia berarti membangun identitas bersama sebagai satu bangsa, tanpa menghilangkan identitas lokal. Ini penting karena, kalau kita terlalu menonjolkan perbedaan, kita bisa mudah dipecah oleh konflik.
Ponco: Lalu, gimana para pendiri bangsa memastikan persatuan ini?
Silo: Salah satu caranya adalah melalui pengakuan Bhinneka Tunggal Ika, Ponco. Yudi Latif menekankan bahwa semboyan ini bukan sekadar slogan, tetapi landasan filosofi. Meskipun kita berbeda-beda, kita tetap satu kesatuan. Para pendiri bangsa menekankan pentingnya toleransi dan kerjasama di atas segala perbedaan.
Ponco: Aku sering dengar soal toleransi. Tapi, Kak, apa persatuan ini nggak lemah kalau hanya mengandalkan toleransi?
Silo: Toleransi adalah langkah awal, Ponco, tapi tidak cukup. Persatuan butuh lebih dari sekadar saling menghormati. Kita juga perlu membangun solidaritas dan rasa saling memiliki. Dalam bab ini, Yudi Latif menjelaskan pentingnya prinsip gotong royong sebagai perekat persatuan.
Ponco: Gotong royong? Itu kan konsep yang sering kita dengar di pelajaran sekolah.
Silo: Tepat. Gotong royong adalah inti dari persatuan kita. Ini mencerminkan kerja bersama untuk kepentingan bersama, tanpa membedakan suku, agama, atau latar belakang. Prinsip ini yang membuat Indonesia kuat, terutama saat menghadapi tantangan besar seperti penjajahan dulu.
Ponco: Berarti persatuan itu bukan cuma soal nggak berantem, ya? Tapi soal kerja sama juga.
Silo: Betul sekali. Persatuan bukan hanya tentang tidak adanya konflik, tapi tentang adanya kolaborasi yang produktif. Itu sebabnya, Yudi Latif menekankan bahwa persatuan harus dipupuk dengan rasa saling menghormati, kerja sama, dan semangat kebangsaan.
Ponco: Tapi, Kak, kadang aku lihat di berita, persatuan kita terasa rapuh. Apa yang salah?