OLEH: Khoeri Abdul Muid
Di tengah ramainya Universitas Negeri Yogyakarta, Taman Kuliner UNY selalu jadi tempat pelarian favorit mahasiswa. Tak hanya soal makanan murah nan lezat, suasana di sini seperti magnet yang menarik semua orang---mulai dari mahasiswa hingga dosen muda yang ingin rehat sejenak.
Sore itu, Nadya dan gengnya sudah duduk manis di salah satu meja panjang, dikelilingi aneka makanan yang menggugah selera. Ada pepes tahu, pepes jamur, ayam geprek, hingga es cokelat cincau favorit Nadya.
"Gila, hari ini panas banget! Es cincau ini beneran penyelamat," kata Nadya sambil menyeruput minumannya. Ia memejamkan mata, menikmati sensasi dingin dan manis yang menyegarkan tenggorokannya.
"Ayo, Nad. Foto dulu buat Instagram," ujar Lia, mengeluarkan ponselnya.
Namun, saat Lia mengarahkan kamera ke makanan, Nadya mendadak tersentak. Seorang lelaki jangkung dengan hoodie hitam dan masker putih berdiri tak jauh dari mereka. Sekilas terlihat biasa saja, tapi mata Nadya membelalak.
"Lia! Itu... itu nggak salah, kan? Itu Hanif!" bisik Nadya penuh kegirangan.
"Hanif siapa?" Lia menoleh.
"Selebgram kuliner yang followers-nya ratusan ribu itu! Dia sering review makanan murah buat mahasiswa. Gila! Dia beneran ke sini?"
Lia memandang lelaki itu lebih lekat. "Oh iya, kayaknya benar! Tapi... yakin dia mau makan di sini?"
Tak lama, Hanif benar-benar mendekati salah satu warung yang menjual pepes. Ia memesan dua menu favorit Nadya: pepes tahu dan jamur, lalu duduk di meja dekat mereka. Nadya nyaris melompat kegirangan.