Dira terdiam, mendengarkan dengan hati-hati.
Pak Jati melanjutkan. "Aku ingin berterima kasih. Kamu mengingatkanku pada apa yang pernah aku perjuangkan. Mungkin ini terlambat, tapi aku ingin mengatakan... maaf, dan terima kasih."
Dira tersenyum tipis. "Pak, perubahan tidak pernah terlambat. Bahkan harimau pun bisa memiliki sisi lembutnya."
Dira berjalan kembali ke gedung fakultas dengan perasaan lega. Ia tahu, perjuangan ini bukan hanya tentang membenahi fakultas, tetapi juga tentang menyadarkan semua orang bahwa keadilan adalah milik bersama. Sebuas-buas harimau, bahkan ia tahu kapan saatnya tunduk pada kebenaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI