Ponco: "Tapi kalau Tuhan itu benar-benar Maha Kuasa, kenapa nggak langsung aja tunjukkan kekuasaannya, seperti yang Ibrahim tantang Raja Namrud? Kenapa nggak buat matahari terbit dari barat ke timur?"
Silo: "Itu dia, Ponco. Ibrahim mengajukan tantangan yang sangat logis untuk menunjukkan bahwa Tuhan yang sejati memiliki kuasa yang tak terbatas, yang tidak bisa dipahami hanya dengan akal manusia. Tuhan tidak perlu membuktikan dirinya melalui cara-cara spektakuler yang kita harapkan. Justru lewat pemahaman dan kebijaksanaan kita bisa melihat tanda-tanda kekuasaan-Nya dalam kehidupan sehari-hari."
Ponco: "Jadi maksudnya, yang dimaksud dengan 'keajaiban' bukan cuma yang tampak aja, tapi lebih ke kesadaran kita yang berkembang, ya?"
Silo: "Betul sekali, Ponco. Tuhan memberikan kita kesempatan untuk berpikir dan merenung lebih dalam, bukan untuk sekadar membuat kita terpesona dengan kekuasaan-Nya. Dengan memahami situasi, kita bisa menemukan makna yang lebih dalam dari setiap peristiwa yang terjadi."
Ponco: "Jadi, bukan cuma soal bukti yang langsung terlihat, tapi soal bagaimana kita memahami dan merenungkan kekuasaan Tuhan dalam hidup kita."
Silo: "Tepat. Dan itulah mengapa Ibrahim tidak takut menghadapi Raja Namrud. Karena dia tahu bahwa Tuhan yang sejati tidak membutuhkan pembuktian dengan cara-cara yang tampak. Kekuatan-Nya ada dalam pemahaman kita yang lebih dalam tentang hidup dan keberadaan kita."
BERSAMBUNG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H