Ponco:
Jadi, dia masih bingung ya? Sepertinya Ibrahim merasa semakin dekat dengan jawabannya, tapi tetap tidak yakin.
Silo:
Benar sekali. Kemudian, ketika matahari muncul dan bersinar lebih terang, Ibrahim mengira bahwa matahari itulah Tuhan. Tapi begitu matahari terbenam dan malam datang, Ibrahim sadar bahwa matahari juga bukan Tuhan. Ini adalah proses pencarian yang sangat manusiawi, di mana Ibrahim mencoba memahami kekuatan yang ada di dunia ini. Namun, pencariannya masih belum selesai.
Ponco:
Jadi, setelah itu, ibunya datang menjemputnya?
Silo:
Ya, benar. Dan meski ibunya sudah datang, Ibrahim tetap bertanya-tanya. Itu adalah saat dia mulai merasa ada sesuatu yang lebih besar, dan pertanyaannya tentang siapa yang layak disembah semakin mendalam. Begitu, akhirnya, malaikat Jibril datang memberitahukan bahwa Tuhan yang sejati adalah Allah, yang menciptakan segala sesuatu, yang mengatur langit dan bumi, serta yang menggerakkan matahari dari timur ke barat.
Ponco:
Wah, itu pasti pencerahan besar bagi Ibrahim, ya? Jadi, setelah pencerahan itu, dia tahu bahwa hanya Allah yang harus disembah.
Silo:
Iya, dan itu membawa Ibrahim pada dilema yang baru. Ayahnya, yang seorang pematung, menyuruhnya untuk memasarkan patung-patung berhala, yang jelas bertentangan dengan keyakinannya. Ibrahim yang sudah mengetahui bahwa Tuhan yang sejati adalah Allah, tentu tidak bisa begitu saja mendukung penyembahan berhala.
Ponco:
Tapi, bukannya dia harus menjual barang dagangannya? Kenapa justru dia mencemooh dagangannya sendiri?
Silo:
Ibrahim merasa bahwa jika ia memuji barang dagangannya, itu sama saja dengan mendukung kepercayaan yang salah. Justru, dengan merendahkan patung-patung tersebut, dia ingin menyampaikan bahwa itu hanyalah benda mati yang tak layak disembah. Tindakannya membuatnya dikenal sebagai pedagang yang aneh, bahkan sangat kontroversial. Seseorang kemudian curiga dan kabar mengenai Ibrahim yang menghancurkan berhala-berhala itu sampai ke telinga raja.
BERSAMBUNG.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H