"Seru-seruan di Merapi "
Sebuah weekend cerah yang penuh semangat membawa Nini, seorang wanita asal Negeri Jiran, untuk melangkah menuju Merapi. Sudah lama dia mendengar tentang petualangan seru di sana, dan sekarang adalah waktunya. Namun, seperti biasa, rencana tak selalu berjalan mulus.
"Nini, ayo deh kita ke Merapi! Aku janji bakal seru banget!" seru temannya, Rio, yang sudah lama menetap di Indonesia.
"Seru sih, tapi kan jeep cuma muat lima orang, sementara kita tujuh, gimana?" jawab Nini, kebingungan.
"Tenang aja, kita ambil Land Rover, lebih luas, bisa muat lebih banyak orang!" Rio menjawab dengan percaya diri. "Tunggu apa lagi?"
Nini mengerutkan dahi. "Ya udah, deh. Kita coba aja. Asal nggak antri terlalu lama."
Mereka tiba di tempat penyewaan, tapi saat mereka sampai, antrian sudah panjang dan jeep-jeep telah habis disewa. "Gimana nih? Semua jeep sold out," Rio terlihat sedikit khawatir.
"Jangan panik! Land Rover kan lebih besar, cuma nunggu 1,5 jam, gapapa kan?" kata Rio sambil melihat ke arah beberapa kendaraan besar yang masih tersedia.
Tunggu punya tunggu, mereka pun akhirnya naik ke Land Rover. Nini semula ingin duduk di tengah agar tidak terlalu terguncang, namun akhirnya memilih duduk di depan dekat sopir, Mas Ronal. "Biar nggak terlalu kenceng guncangannya," pikirnya, sambil melirik temannya yang duduk di belakang.
Perjalanan menuju Merapi terasa semakin menegangkan. Jalanan berbatu, berkelok tajam, dan hujan mulai turun dengan deras. Tiba-tiba, Mas Ronal memperlambat mobilnya saat mereka mendekati sungai yang mengalir deras.
"Jangan bilang kita nyebur ke sini juga," Nini cemas.