OLEH: Khoeri Abdul Muid
1. Kota Ur dan Sejarahnya
Ur, sebuah kota kuno di Mesopotamia, merupakan salah satu peradaban tertua di dunia.
Nama kota ini berasal dari bahasa Akadia dan berlokasi di wilayah yang sekarang dikenal sebagai Irak. Mesopotamia sendiri dalam bahasa Yunani berarti "di antara dua sungai," merujuk pada Sungai Eufrat dan Tigris. Dalam bahasa Arab, Irak berasal dari kata irqin, yang berarti dataran rendah, terutama kawasan Irak bagian selatan tempat Ur berada.
Kota Ur kemungkinan besar didirikan oleh bangsa Sumeria, tetapi namanya diberikan oleh bangsa Akadia, yang menggantikan Sumeria setelah kejatuhannya. Bahasa Sumeria adalah bahasa isolat, salah satu dari sedikit bahasa di dunia yang tidak memiliki hubungan dengan bahasa lain, seperti bahasa Ainu di Hokkaido, Jepang.
Pada milenium keempat sebelum Masehi, Babilonia menggantikan kerajaan Akadia. Pendiri Babilonia, Niram Shin, sering dikaitkan dengan Nimrod dalam Kitab Kejadian atau Namrudz dalam literatur Islam. Berdasarkan tradisi lisan Yahudi dan Islam, Ibrahim hidup pada masa ini. Ia adalah putra Terah (Azar dalam Al-Qur'an) yang lahir di Ur sebelum pindah bersama keluarganya ke Haran.
2. Pencarian Kebenaran Ibrahim
Sejak kecil, Ibrahim dikenal cerdas dan selalu bertanya tentang siapa yang layak disembah. Ketika bertanya kepada ibunya, sang ibu menjawab bahwa ayahnyalah yang disembah. Namun, ketika Ibrahim melanjutkan pertanyaan tentang siapa yang disembah oleh ayahnya, ibunya menjelaskan bahwa semua orang menyembah raja dan para dewa.
Kehidupan Ibrahim berubah ketika ia menyadari bahwa ayahnya adalah seorang pematung dan penjual patung berhala. Dengan keberanian luar biasa, Ibrahim memperingatkan pembeli, "Jangan sembah patung ini. Ini hanya benda mati yang dibentuk oleh tangan manusia." Kata-katanya sering menimbulkan perdebatan, tetapi Ibrahim tetap teguh dengan keyakinannya.
3. Ibrahim dan Tantangan Keimanannya