Mohon tunggu...
Khoeri Abdul Muid
Khoeri Abdul Muid Mohon Tunggu... Administrasi - Infobesia

REKTOR sanggar literasi CSP [Cah_Sor_Pring]. REDAKTUR penerbit buku ber-ISBN dan mitra jurnal ilmiah terakreditasi SINTA: Media Didaktik Indonesia [MDI]. E-mail: bagusabdi68@yahoo.co.id atau khoeriabdul2006@gmail.com HP 081326649770

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Tingkatkan Persatuan Tanpa Bedakan SARA, Kenapa?

18 November 2024   09:26 Diperbarui: 18 November 2024   09:31 95
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika diaplikasikan di Indonesia, program lintas budaya atau kegiatan bersama antarumat beragama dan etnis dapat meningkatkan persatuan tanpa memandang perbedaan.

3. Teori Identitas Sosial

Teori identitas sosial oleh Henri Tajfel menjelaskan bahwa individu cenderung mengidentifikasi diri mereka dengan kelompok sosial tertentu, yang sering kali menjadi dasar perbedaan identitas dan konflik antar kelompok. Dalam masyarakat beragam, identitas etnis, agama, atau suku sering kali menjadi landasan utama perbedaan sosial.

Untuk mengatasi ini, diperlukan penekanan pada identitas nasional bersama sebagai warga negara Indonesia yang menghargai Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika. Dengan cara ini, masyarakat diharapkan lebih mengedepankan kesamaan sebagai warga Indonesia, ketimbang perbedaan subidentitas yang dapat memecah belah.

4. Teori Konflik Sosial oleh Lewis Coser

Lewis Coser mengemukakan bahwa konflik sosial dalam masyarakat plural dapat terjadi akibat perbedaan kepentingan, identitas, atau nilai. Meskipun demikian, Coser juga menyoroti bahwa konflik dalam batas tertentu bisa memiliki efek positif, seperti memperkuat identitas kelompok atau meningkatkan solidaritas ketika konflik diatasi secara konstruktif. Dengan kata lain, konflik yang terkelola dengan baik melalui dialog terbuka dan komunikasi yang sehat dapat mempererat persatuan. Dalam konteks Indonesia, pendekatan dialogis dapat menjadi solusi dalam meredakan perbedaan antar etnis atau agama.

5. Teori Multikulturalisme

Multikulturalisme adalah pendekatan yang menerima dan menghargai keragaman budaya, etnis, dan agama dalam masyarakat. Menurut Bhikhu Parekh, teori ini mendorong pengakuan penuh terhadap hak-hak semua kelompok untuk mempertahankan budayanya tanpa diskriminasi. Di Indonesia, penerapan multikulturalisme terlihat melalui kebijakan yang mendukung toleransi dan pluralisme. Dengan mengedepankan prinsip multikulturalisme, pemerintah dapat memperkuat persatuan tanpa mengesampingkan keunikan budaya setiap kelompok.

II. Data yang Relevan

1. Keragaman Suku, Agama, Ras, dan Golongan di Indonesia

Indonesia adalah negara dengan keragaman etnis yang sangat tinggi. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), terdapat lebih dari 1.340 suku bangsa di Indonesia. Terdapat pula enam agama yang diakui secara resmi, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Buddha, dan Konghucu. Dengan keberagaman ini, persatuan dan kesatuan menjadi tantangan utama untuk mencegah konflik horizontal yang dapat muncul akibat perbedaan identitas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun